Rabu 10 May 2017 23:18 WIB

Cara Swasta Bantu Atasi Lahan Kritis di Danau Toba

Siswa sekolah dasar di sekitar kawasan Danau Toba sedang merawat dan melestarikan kawasan sekolah dengan menanam tanaman obat dan buah.
Foto: istimewa
Siswa sekolah dasar di sekitar kawasan Danau Toba sedang merawat dan melestarikan kawasan sekolah dengan menanam tanaman obat dan buah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mencatat, sekitar 23,7 persen lahan di sekitar Danau Toba dikategorikan sebagai lahan kritis. Angka tersebut berarti sekitar 88 ribu hektare lahan dalam kondisi kritis dari total 370 ribu hektare lahan di danau terbesar di Indonesia tersebut.

"Kendati demikian Danau Toba Masih bisa diselamatkan. Perlu sinergi antarpihak dan kerja sama dengan swasta dan masyarakat," ujar ujar Hilman Nugroho, dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian LHK, Rabu (10/5).

Hilman menjelaskan, upaya menghijaukan kembali Danau Toba merupakan bagian dari instruksi presiden untuk menjadikan kawasan danau vulkanik ini sebagai salah satu destinasi wisata unggulan. Program revitalisasi tersebut antara lain berada di Tanjung Onta–Pematang Tigaras dan Tambun Raya yang terletak di Kabupaten Simalungun. 

Kedua daerah tersebut itu yang dipilih PT Suri Tani Pemuka, anak usaha PT Japfa Comfeed Indonsia Tbk (Japfa) untuk menjadi lokasi pertama yang ditanami tanaman endemik di sekitar Danau Toba. 

"Japfa memegang prinsip investasi sosial dalam melakukan berbagai kegiatan kepedulian masyarakatnya. Dalam kegiatan penghijauan ini, kami tidak hanya menanam pohon saja, tetapi mendorong pelibatan masyarakat untuk menghijaukan dan memanfaatkan hasil dari tanaman," ujar R Artsanti Alif, head of social investment Japfa dalam keterangan, Rabu. 

Artsanti menambahkan, upaya konservasi juga harus didukung dengan konsumsi yang berkesinambungan. Upaya konservasi tanaman dan penghijauan juga harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Tanpa ada manfaat tersebut maka upaya penghijauan tidak akan didukung oleh pemangku kepentingan.

"Kami menanam antara lain petai, jengkol, asam gelugur, alpukat, mangga, dan kayu manis. Selain berfungsi untuk melakukan konservasi plasma nutfah, juga agar hasilnya dapat dinikmati masyarakat sehingga mereka ikut menjaga," lanjut dia. 

Seperti tahun sebelumnya, beberapa sekolah di sekitar Danau Toba juga diajak ikut serta dalam upaya penghijauan. Yaitu dengan mengajak para siswa merawat dan melestarikan kawasan sekolah dengan menanam tanaman obat dan buah. 

"Dalam setiap kegiatan usahanya, Japfa harus memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Wujud nyatanya antara lain dengan membentuk Social Investment Department yang bertanggung jawab mengawal seluruh kegiatan sosial perusahaan," kata Rachmat Indrajaya, corporate affairs director Japfa. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement