Jumat 05 May 2017 18:52 WIB

Kuartal I 2017, Pertumbuhan Ekonomi Jatim Capai 5,37 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Petani mengumpulkan bawang merah saat panen di Saradan, Kabupaten Madiun.
Foto: Antara
Petani mengumpulkan bawang merah saat panen di Saradan, Kabupaten Madiun.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal pertama 2017 sebesar 5,37 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,1 persen.

Perekonomian Jatim pada kuartal I-2017 jika diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 480,36 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp 356,00 triliun.

"Atas dasar harga berlaku pada kuartal I-2017 ekonomi kita sudah berputar uang sebanyak Rp 480,3 triliun. Mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa mencapai Rp 2.000 triliun. Tahun lalu Rp 1.800 triliun," kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, dalam konferensi pers di kantor BPS Jatim, Surabaya, Jumat (5/5).

Menurut Teguh, struktur PDRB Jatim terutama didukung sektor industri pengolahan yang mencapai 29,30 persen. Disusul sektor pedagangan sebesar 17,94 persen, sektor pertanian 13,45 persen serta sektor konstruksi sebesar 9,28 persen. "Empat sektor ini mencakup lebih dari dua pertiga perekonomian Jatim," ujarnya.

Sektor-sektor lapangan usaha yang menunjang pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) yakni pertambangan dan penggalian sebesar 10,92 persen, sektor penyediaan akomidasi dan makan minum sebesar 8,09 persen, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 6,82 persen, dan sektor pertanian tumbuh 5,39 persen.

Adapun secara kuartalan (qtq) pertumbuhan ekonomi Jatim ditunjang oleh sektor pertanian mencapai 25,10 persen, sektor pengadaan air sebesar 1,24 persen serta jasa perusahaan 1,1 persen dan komunikasi 0,75 persen.

Sektor pertanian tumbuh cukup signifikan terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan subkategori tanaman pangan akibat produksi padi dan jagung yang naik cukup signifikan karena meningkatnya luasan panen.

"Semua lapangan usaha di kuartal pertama tumbuh positif terutama pertambangan 10,92 persen, sektor akomidasi dan makan minum 8,09 persen. Warung-warung kuliner lebih banyak atau makin banyak wisatawan yang datang sehingga penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuhnya makin tinggi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement