Jumat 05 May 2017 12:46 WIB

Peran Ritel dalam Perekonomian Nasional Makin Besar

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) 2017 dengan tema Empowering Retail of Indonesia.
Foto: aprindo
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) 2017 dengan tema Empowering Retail of Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) 2017 dengan tema Empowering Retail of Indonesia, pada Kamis-Jumat (4-5/5). Rakernas dibuka oleh Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita.

Enggartiasto mengungkapkan bahwa peran dan kontribusi sektor ritel terhadap perekonomian nasional semakin besar. “Tidak hanya memastikan hubungan timbal-balik antara produsen dan konsumen, namun juga penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi,” kata dia, dalam sambutan pembukaan Rakernas Aprindo.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, ritel memiliki kontribusi 15,24 persen terhadap total PDB dan menyerap tenaga kerja sebesar 22,4 juta atau 31,81 persen dari tenaga kerja non pertanian. Menurut dia, Aprindo berperan strategis dalam memajukan ritel modern dan menjaga efisiensi distribusi ritel tradisional. Selain itu, Aprindo juga memliki peran penting bekerja sama dengan pemerintah dalam menjaga kemanana distribusi barang dan stabilitasi harga khususnya yang rentan fluktuasi harga.

“Kami berterima kasih kepada Aprindo dan anggotanya yang beberapa bulan terakhir telah berperan aktif membantu pemerintah dalam menurunkan dan menjaga stabilitas harga beberapa barang kebutuhan masyarakat,” kata Enggartiasto

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyatakan bahwa ritel haruslah mampu mendaptasi perkembangan yang terjadi di masyarakat . “Situasi Ritel di Indonesia saat ini telah dan akan terus bertransformasi sejak dikeluarkannya UU Perdagangan No.7/2014 tentang Perdagangan Ritel Modern (Toko Swalayan) yang terdiri dari Minimarket, Supermarket, Hypermarket, Wholeseller, Department Store / Speciality Store, serta Ritel Tradisional (Pasar Rakyat),” ujar Roy

Ia menambahkan dengan adanya transformasi tersebut, sudah selayaknya pemerintah dan pelaku usaha bersama-sama menyelaraskan sudut pandang yang seimbang dan adil, tanpa dipengaruhi oleh berbagai opini dan konsep pemikiran yang hanya mengedepankan salah satu jenis ritel dan atau menghambat jenis ritel lainnya.

“Semakin berkembangnya modernitas yang juga berimbas kepada gaya hidup konsumen, membuat tumbuh pesatnya perdagangan elektronik atau yang jamak disebut dengan e-commerce, menjadi pilihan terbaru serta berkompetisi dengan ritel modern maupun tradisional,” ungkap Roy.

Untuk itulah melalui tema Empowering Retail of Indonesia, Aprindo mengajak seluruh anggotanya untuk terus mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki oleh para peritel dengan lebih kritis dan kreatif, serta mampu mengadopsi berbagai hal yang berkaitan dengan teknologi dan gaya hidup terbaru. Tujuannya, agar peritel tidak sekadar mempertahankan eksistensi namun juga dapat mengembangkan usahanya.

Dalam kesempatan tersebut, juga diresmikan kantor kepengurusan Aprindo yang berlokasi di Kompleks Perkantoran Epicentrum Jakarta. Selain itu, Aprindo juga mengumumkan penetapan statusnya selaku badan hukum resmi Aprindo sesuai SK Kemenhukam sebagai Organisasi Profesi  

“Kami berharap, Rakernas kali ini dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan organisasi Aprindo, eksistensi dan kemajuan ritel Indonesia, serta kontribusi aktif peritel   bagi kemajuan ekonomi bangsa dan negara,” kata Roy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement