Jumat 05 May 2017 10:21 WIB

Survei: Indonesia Berada di Posisi Ketiga Tujuan Wisata Turis Muslim

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Turis Muslim (Ilustrasi)
Foto: Alarabiya
Turis Muslim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan Studi Indeks Wisata Muslim Global (GMTI) Mastercard-CrescentRating 2017, Indonesia berhasil naik satu peringkat dan menempati posisi ketiga sebagai tujuan wisata utama pada pasar wisata Muslim. Industri tersebut diperkirakan bernilai hingga 220 miliar dolar AS pada 2020.

Indeks yang mencakup 130 destinasi wisata itu menunjukkan sejumlah destinasi non-Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Asia sukses menaikkan peringkat mereka. Pencapain ini merupakan hasil upaya bersama dalam menyesuaikan layanan serta memikat wisatawan mancanegara (wisman) Muslim.

Singapura mempertahankan posisi puncaknya untuk destinasi utama non OKI, diikuti Thailand, Inggris, Afrika Selatan, dan Hongkong di peringkat lima besar. Kemudian Jepang sukses pula naik dua peringkat menjadi keenam, lalu Spanyol untuk pertama kalinya berada di posisi 10 besar.

Penelitian tersebut juga menunjukkan, pasar wisman Muslim akan tumbuh pesat. Bahkan diproyeksikan, industri ini akan mencapai 300 miliar dolar AS pada 2026.

CEO CrescentRating & HalalTrip Fazal Bahardeen mengatakan, GMTI selalu mengungkapkan wawasan dan informasi detail mengenai wisata hal. Sehingga negara-negara terbantu memahami pergeseran kebutuhan dari sektor ini.

"Indonesia telah menanamkan investasi besar terhadap sektor ini, hal tersebut tercermin pada peningkatan yang dicapai Indonesia dalam peringkat secara keseluruhan selama dua tahun berturut-turut," ujar Fazal melalui keterangan resmi, Jumat (5/5).

Menurutnya, peningkatan dipengaruhi oleh para wisatawan muda, milenial, serta Gen Z. Pasalnya mereka bisa menggabungkan teknologi dengan keinginan nyata untuk menjelajahi dunia sambil tetap memperhatikan kebutuhan mereka.

"Mereka akan menjadi pendorong bagi fase pertumbuhan selanjutnya," tutur Fazal. Ia menambahkan, para wisatawan muda menginginkan pilihan lebih banyak, pengalaman unik, serta konektivitas konstan yang dapat dilihat dari pertumbuhan segmen gaya hidup Muslim seperti kuliner dan fesyen.

Division President Mastercard Indonesia, Malaysia & Brunei Safdar Khan mengatakan, pada 2016 total pengeluaran wisatawan Muslim mencapai 155 dolar AS. Maka, pasar wisata Muslim tetap menjadi pendorong kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan pada sektor wisata di seluruh dunia.

"Sektor itu terus berkembangan dengan dorongan utama, seperti perubahan demografis dan digitalisasi," ujar Safdar. Dirinya menambahkan, teknologi mampu meningkatkan pengalaman para wisman Muslim dalam setiap langkah mereka.

Berdasarkan studi di atas, pada 2016 diperkirakan total wisman Muslim secara global mencapai 121 juta. Naik dari 117 juta pada 2015, mewakili 10 persen dari keseluruhan sektor perjalanan.

Secara global, Asia pun tetap memimpin sebagai wilayah berdaya tarik paling besar bagi wisman Muslim dengan skor rata-rata GMTI mencapai 57,6. Skor kedua ditempati kawasan Afrika yakni 47,0. Diikuti oleh Oceania dengan skor 43,8, Eropa 39,9, dan Amerika 33,7.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement