Senin 01 May 2017 11:47 WIB

May Day Sebabkan Arus Lalu Lintas di Tol Cikampek Meningkat 26 Persen

 Sejumlah mobil melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah mobil melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek Cabang Bekasi, Jawa Barat memprediksi lalulintas arus balik Hari Buruh InternasIonal yang melewati Gerbang Tol Cikarang Utama, meningkat 26 persen atau sekitar 94 ribu dari normalnya 75.131 kendaraan. 

"Dalam penanganan arus lalulintas ini perugas menyiapkan 21 gardu utama dan empat tambahan," kata Humas Jasa Marga Jakarta-Cikampek Cabang Bekasi, M Icksan Kartika di Kabupaten Bekasi, Senin (1/5).

Ia mengatakan arus lalulintas dari arah Bandung maupun Cikampek yang melewati gerbang tol Cikarang Utama, saat ini masih terlihat lengang, tanpa adanya kemacetan panjang. Kemacetan panjang itu akan mulai terlihat pada pukul 14.00 WIB hingga malam. Tentunya kemacetan akan lebih mendominasi dari arah Cikampek kemudian disusul Bandung.

Untuk itu, petugas Jasa Marga akan membuka 21 gardu dan empat tambahan. Ini dilakukan untuk antisipasi penumpukan kendaraan pada ruas jalan Gerbang Tol Cikarang Utama. Petugas juga akan menyiapkan kendaraan berat seperti mobil derek, Komo, dan ambulan maupun petugas keamanan.

Bila kemacetan terus berlangsung maka akan diberlakukan rekayasa lalulintas, namun bersifat tentatif atau tidak ada batasan waktu penetapan dan pemberlakuan pada kilometernya, mengingat jalur Jakarta dari arah Bandung yang melewati Gerbang Tol Cikarang Utama sulit untuk memprediksi tingkat kemacetan.

"Pada umumnya, kemacetan terjadi sekitar tempat peristirahatan dan gerbang tol, ataupun saat terjadi kecelakaan lalulintas," kata Icksan.

Ia menambahkan selama arus balik, petugas Jasa Marga juga melakukan koordinasi dengan kepolisian dan menyiagakan Closed Cirkuit Television (CCTV) untuk memantau kondisi lalulintas sepanjang ruas tol Jakarta-Cikampek.

Pengelolaan cctv ini langsung dikendalikan melalui sistem operasi jalan yang melakukan pemantauan lalulintas dan pengambil kebijakan bila terjadi sesuatu hal, misalnya mobil mogok di tengah jalan, kecelakaan, pecah ban, dan lain sebagainya.

Penanganan itu harus dilakukan secara cepat agar tidak terjadi kemacetan panjang, dan dapat merugikan pengguna jalan lainnya. Icksan mengingatka agar pengguna jalan mematuhi rambu-rambu lalulintas dan pengguna jasa layanan tol melakukan pemeriksaan kelayakan kendaraan beserta bahan bakar minyak agar terhindar dari segala bentuk kejadian.

Pengguna jalan tol juga diimbau untuk selalu menyiapkan makanan kecil dalam mobilnya dan hindari tempat istirahat agar terhindar dari kemacetan."Namun bila pengguna atau pengendara mengantuk diharapkan mencari tempat istirahat untuk tidur atau hanya melepas lelah kemudian segeralah untuk melanjutkan perjalanan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement