REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut angka serap daging beku meningkat sekitar 35 persen. Menurutnya, peningkatan itu terjadi sejak daging kerbau impor asal India masuk.
"Daging beku itu kan lebih murah, hanya Rp 80 ribu per kilogram. Karena murah, ada peningkatan penjualan yang signifikan," ujar Mendag, usai meninjau gudang daging beku milik PT Dua Putra Perkasa Pratama di daerah Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/4).
Meningkatnya angka serapan tersebut sekaligus menepis anggapan yang menyebut daging beku tak disukai masyarakat. Mendag mengatakan, penjualan daging beku merupakan hal yang sangat lumrah terjadi di seluruh dunia. Bahkan, kata dia, daging beku harusnya lebih diminati karena ia lebih higienis dibanding daging segar. "Daging beku itu disimpan di ruangan yang minus 23 derajat. Di suhu itu bakteri mati," paparnya.
Selama periode Desember 2016 hingga Maret 2017 lalu, Kemendag telah mengeluarkan izin impor 70 ribu ton daging kerbau kepada Bulog. Volume impor yang terealisasi baru 48 ribu ton atau masih tersisa sekitar 22 ribu ton. Kemudian, Kemendag juga kembali mengeluarkan izin impor 30 ribu ton daging kerbau India untuk periode Januari hingga Juni 2017.
Mendag memastikan, pasokan daging beku untuk memenuhi kebutuhan selama puasa dan lebaran mendatang dalam posisi yang aman. "Stok di Bulog saat ini ada 38 ribu ton. Kemudian stok yang tersebar di anggota Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) ada 40 ribu ton. Jadi total ada 78 ribu ton," paparnya.