Kamis 27 Apr 2017 15:02 WIB

Kebutuhan Uang Lebaran di Jatim Diprediksi Capai Rp 29,6 Triliun

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
 Uang rupiah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Uang rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kebutuhan uang di wilayah Jawa Timur pada Lebaran 2017 ini diprediksi mencapai Rp 29,6 triliun. Angka ini meningkat 26,3 persen dibandingkan prediksi kebutuhan uang pada Lebaran 2016.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Jatim, Titien Sumartini, mengatakan angka proyeksi tersebut terbagi atas kebutuhan masyarakat di empat kantor perwakilan (KPw) BI di Jatim. Masing-masing yakni KPw BI Jatim Surabaya mengalami kenaikan 31,8 persen dari Rp 10,5 triliun pada 2016 menjadi Rp 15,5 triliun. Kpw BI Malang meningkat 20 persen dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. KPw BI Kediri naik 16,7 persen dari Rp 5,2 triliun menjadi Rp 6,3 triliun. Serta KPw BI Jember dari Rp 3,2 triliun naik 25,6 persen menjadi Rp 4,3 triliun.

"Data ini merupakan permintaan perbankan sebagai dasar proyeksi permintaan masyarakat. Tapi kami akan melakukan pertemuan dengan perbanlan pada 9 Mei untuk melihat apakah permintaan perbankan bisa dilakukan koreksi atau tidak," ujarnya dalam Diskusi Isu Strategis Perekonomian Daerah di Banyuwangi, Rabu (26/4) malam.

Titien menjelaskan, kenaikan kebutuhan uang selain dipengaruhi faktor budaya dan peningkatan daya beli masyarakat, juga adanya libur cukup panjang, pembayaran THR lebih awal dan kebutuhan anak sekolah yang berbarengan dengan momen Lebaran.

Khusus KPw BI Jatim Surabaya yang mengalami kenaikan 31.8 persen tersebut mayoritas permintaan uang pecahan besar. Persentasenya mencapai 77,1 persen uang pecahan besar dan 22,9 persen uang pecahan kecil. Uang pecahan besar terdiri dari Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 20 ribu. Sedangkan uang pecahan kecil yakni Rp 10 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000.

"Dengan adanya kompisisi seperti ini maka kami akan menjaga keseimbangan cashflow apabila ada permintaan uang pecahan kecil atau uang pecahan besar lebih banyak, akan kami seimbangkan," imbuhnya.

Ia mengklaim persediaan uang tunai yang dimiliki BI saat ini mencukupi untuk kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran. Uang tersebut akan dikirim dari kantor pusat BI di Jakarta ke daerah-daerah menjelang Lebaran.

Menurutnya, uang yang diedarkan BI menjelang Lebaran 2017 terdiri atas uang cetakan baru Tahun Emisi (TE) 2016 serta uang cetakan lama. Namun, Titien enggan menyebutkan komposisinya. "Saat Lebaran kita akan berikan komposisi emisi 2016 dan tahun sebelumnya tapi tetap uang layak edar. Mencetak uang itu ada siklusnya, apa yang dimusnahkan itu yang diganti. Tapi tetap uang baru emisi 2016 ada," ungkapnya.

Di samping itu, BI Surabaya melayani penukaran uang melalui kas keliling yang bekerja sama dengan perbankan dan lembaga lain. Tahun lalu, BI melakukan kas keliling dengan 11 bank selama 10 hari. Penukaran uang juga dibuka di Lapangan Makodam Surabaya selama 11 hari. Selain itu, BI Surabaya juga melayani penukaran uang di wilayah kepulauan melalui layanan kas kapal bekerja sama dengan TNI AL. Tahun ini, direncanakan kas kapal sebanyak tiga kali mulai pekan kedua Mei 2017.

BI juga mempunyai program BI Jangkau berupa aksi jemput bola penukaran uang di kepulauan yang bekerja sama dengan PT Pos, Pegadaian, maupun BPR. BI Jangkau melayani pulau-pulau yang belum atau masih sedikit memiliki layanan perbankan. Skemanya, BI memanfaatkan layanan PT Pos dan Pegadaian untuk menerima penukaran uang. Kemudian, BI akan menjemput sepekan sekali di titik pertemuan yang disepakati. Ada dua titik pertemuan atau cashpool yakni di Sumenep untuk melayani Pulau Sapodi dan Sapeken, serta di Gresik untuk melayani Pulau Bawean.

Titien mengatakan, BI mengimbau kepada masyarakay untuk melakukan penukaran uang tunai di outlet resmi. Sebab, penukaran di outlet tidak resmi memiliki risiko-risiko, di antaranya risiko palsu, selisih jumlah, ada fee sehingga nominal berkurang, serta keamanan. "Penukaran uang di pinggir jalan belum ada aturan untuk sanksi. Tapi akan ada risiko-risiko seperti tadi. Karenanya BI memperbanyak outlet sehingga masyarakat lebih cerdas tidak akan melakukan penukaran di jalan," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement