Rabu 26 Apr 2017 23:23 WIB

BI Jember Prediksi Kebutuhan Uang Lebaran Rp 4 Triliun

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Uang kertas rupiah pecahan baru
Foto: Antara/M N Kanwa
Uang kertas rupiah pecahan baru

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jember memprediksi kebutuhan uang pada Lebaran tahun ini mencapai Rp 4 triliun. BI Jember membawahi lima kabupaten yakni Jember, Banyuwangi, Lumajang, Situbondo dan Bondowoso.

Kepala Pengembangan Ekonomi BI Jember, Muhammad Lukman Hakim, mengatakan kegiatan pengiriman uang BI ke berbagai daerah mengalami peningkatan. Lukman menyebut, kebutuhan uang saat lebaran rata-rata meningkat sebesar 20 hingga 30 persen setiap tahunnya. Peningkatan tersebut menyesuaikan kebutuhan masyarakat yang juga meningkat.

Menurutnya, BI mengedarkan uang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Angka prediksi tersebut diperoleh dari perkiraan kebutuan uang dari masing-masing perbankan.

"Tahun 2016 proyeksi kebutuhan uang masyarakat di BI Jember sekitar Rp 3,2 triliun, namun setelah dihitung realisasi di lapangan ternyata lebih besar sekitar Rp 3,7 triliun," jelasnya kepada wartawan dalam Diskusi Isu Strategis Perekonimian Daerah di Banyuwangi, Selasa (25/4) malam.

Karenanya, lebaran tahun ini diperkirakan kebutuhan masyarakat meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Faktor lainnya yakni penambahan mesin ATM. Sebab, sebagian besar kebutuhan uang perbankan untuk mengisi mesin ATM. Di samping itu, mayoritas uang yang didistribusikan BI berupa pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu untuk pengisian mesin ATM.

"Kemarin kami sudah sampaikan surat ke perbankan kira-kira kebutuhan uang 2017 berapa. Rekap sementara Rp 4 triliun. Tapi pasti ada kenaikan dari 2016 kemarin," ungkapnya.

Lukman menyatakan, kebutuhan uang perbankan harua dipenuhi agar masyarakat tetap percaya kepada perbankan. Sehingga tidak terjadi gejolak ekonomi di daerah. 

Sebelumnya, proyeksi kebutuhan uang Lebaran di Provinsi Jawa Timur pada 2016 mencapai Rp 23 triliun meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 19 triliun. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement