REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Kementerian Perindustrian mendorong pertumbuhan produksi kendaraan roda empat untuk dipasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pada 2020, produksi industri otomotif khusus roda empat diharap mampu menembus 2,5 juta unit per tahun.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pada 2016, kontribusi subsektor industri alat angkutan (termasuk di dalamnya industri otomotif) terhadap PDB sektor industri nonmigas mencapai 10,47 persen, terbesar ketiga setelah subsektor industri makanan dan minuman (32,84 persen) dan subsektor industri barang logam, komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik (10,71 persen). Nilai ini diyakini akan terus membaik dengan masuknya investasi baru di sektor otomotif.
Meski beberapa tahun belakangan perekonomian global menciut dan berdampak juga pada industri otomotif, tahun ini perekonomian dalam dan luar negeri dinilai mulai membaik. Hal ini akan berdampak pada kepercayaan investor untuk membangun kembali industri otomotif di negara berkembang seperti Indonesia. "Indonesia adalah tujuan investasi yang tepat bagi sektor otomotif, dan menjadi momentum yang tepat untuk mendorong pengembangan sektor industri otomotif lebih maju lagi," kata Airlangga dalam peresmian pabrik PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (PT.MMKI), Selasa (25/4).
Pembangunan PT MMKI sebesar Rp 7,5 triliun (65 miliar yen), memiliki kapasitas produksi sebesar 160 ribu unit per tahun, dan bisa ditingkatkan hingga 240 ribu, menyerap tenaga kerja sebanyak 3.000 orang, serta melibatkan sekitar 212 supplier lokal tier-1 (komponen inti) dan 369 tier-2 (komponen pelengkap).
Keberadaan pabrik baru seperti PT MMKI diharap mampu mendongkrak produksi otomotif kendaraan roda empat yang saat ini baru berada di kisaran 1,1 juta unit, dengan ekspor mencapai 200 ribu unit. Sementara untuk sepeda motor saat ini telah mencapai 5,6 juta produksi unit per tahun dengan jumlah ekspor sebanyak 228 ribu unit. Tenaga kerja di sektor otomotif keseluruhan telah mencapai tiga juta orang.