REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kongres Ekonomi Umat (KEU) yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat mengusung tema Arus Baru Ekonomi Indonesia. Kongres ini bertujuan untuk mencapai stabilitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia serta memperkuat ekonomi umat Islam.
"Kongres Ekonomi Umat ini berangkat dari kenyataan atas kondisi ekonomi bangsa Indonesia semakin timpang, baik dari sisi pendapatan maupun penguasaan aset-aset ekonomi," kata Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat, M Azrul Tanjung kepada Republika, Kamis (21/4).
Ia menerangkan, melalui kongres ini diharapkan akan tercipta tatanan sistem perekonomian nasional yang adil, merata dan mandiri dalam mengatasi kesenjangan ekonomi. Jadi, kongres ini akan menghasilkan solusi untuk mengatasi ketimpangan ekonomi yang semakin menganga.
Satu wacana penting yang akan digagas dalam kongres, dikatakan dia, yakni menegakkan kedaulatan ekonomi umat. Hal ini perlu dilakukan agar segera tercipta arus baru ekonomi Indonesia. Langkah konkretnya, yaitu dengan mempercepat redistribusi dan optimalisasi sumber daya alam secara arif dan berkelanjutan.
"Gagasan penting lainnya dalam kongres ini, yaitu memperkuat sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing tinggi berbasis keunggulan IPTEK, inovasi dan kewirausahaan," jelasnya. M Azrul mencontohkan, misalnya dengan membuat Program Pendampingan UMKM, pembuatan kurikulum berbasis industri di SMK maupun pesantren dan sebagainya.
Kongres Ekonomi Umat juga akan diikuti ormas-ormas Islam, perguruan tinggi, pengusaha, paktisi, asosiasi ekonomi, MUI pusat dan MUI tingkat provinsi. Mereka yang jumlahnya sekitar 500 orang akan menjadi peserta kongres. Kongres ini akan diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya pada 22-24 April 2017.