Kamis 20 Apr 2017 19:17 WIB

BCA Catat Laba Rp 5 Triliun pada Kuartal Pertama

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Bank BCA
Foto: Republika/Wihdan
Bank BCA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba bersih sebesar Rp 5 triliun pada kuartal pertama 2017. Angka itu naik 10,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yakni sebesar Rp 4,5 triliun.

Pendapatan operasional BCA, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya juga tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 13,5 triliun pada kuartal I tahun ini dibandingkan kuartal I 2016 sebesar Rp 12,8 triliun. Hal itu berkat kefokusan BCA dalam mengembangkan franchise perbankan transaksi, sehingga memungkinkan perseroan untuk meningkatkan dana pihak ketiga.

"Investasi terus dilakukan untuk memperkuat bisnis inti BCA. Guna beradaptasi secara konsisten sejalan dengan perubahan perilaku dan preferensi nasabah pada kuartal ini, bank terus menjalankan fungsi intermediasi secara prudent serta menawarkan suku bunga kredit kompetitif," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (20/4).

Sayangnya, rasio kredit bermasalah (NPL) perusahaan meningkat dari 1,3 persen pada akhir Desember 2016 menjadi 1,5 persen pada akhir Maret tahun ini. Meski begitu, Jahja menilai masih terjaga di bawah rata-rata industri perbankan yang berada di kisaran tiga persen.

"Kami proyeksikan tahun ini NPL 1,5 sampai dua persen, tapi kita nggak harap sampai dua persen," kata Jahja.

Direktur Bisnis Korporasi BCA Rudy Susanto menambahkan, kredit korporasi berkontribusi paling banyak terhadap NPL kuartal pertama tahun ini, yakni 1,1 persen. Sedangkan korporasi hanya menyumbang satu persen.

"Sebenarnya awal-awal NPL muncul dari sektor tambang. Namun setelah itu tersebar ke sektor lainnya karena pelemahan ekonomi, beberapa nasabah usahanya menjadi tidak lancar," kata Rudy, di Jakarta, Kamis, (20/4).

Pada akhir Maret 2017, outstanding kredit BCA tercatat sebesar Rp 409 triliun atau tumbuh 9,4 persen dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya. Kredit korporasi meningkat 17,9 persen year on year (yoy) menjadi Rp 152,6 triliun, sementara kredit komersial dan UKM hanya hanya naik 1,7 persen yoy menjadi Rp 144,7 triliun.

Selanjutnya kredit konsumer tumbuh 9,4 persen yoy menjadi Rp 111,7 triliun didukung oleh pertumbuhan di semua produk. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) naik 10,4 persen yoy menjadi Rp 66,1 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 7,3 persen yoy menjadi Rp 35,1 triliun. Untuk total kartu kredit, pada kuartal pertama tahun ini tumbuh Rp 10,5 triliun atau tumbuh 10,7 persen yoy.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement