Senin 17 Apr 2017 16:00 WIB

Industri Pengolahan Nonmigas Berpotensi Tumbuh, Ini Pemicunya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis industri pengolahan nonmigas akan tumbuh di kisaran 5,2-5,4 persen pada 2017. Sebab, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi industri yang kondusif, serta kemudahan berusaha melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan.

"Terutama dengan adanya penurunan harga gas industri dan harga gas komoditas mulai bangkit," ujar Airlangga dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (17/4).

Berdasarkan data International Yearbook of Industrial Statistic 2016 yang diterbitkan oleh UNIDO, nilai tambah industri manufaktur di dunia pada 2016 mencapai 11 triliun dolar AS. Dari total tersebut, sebesar 78,46 persen di antaranya merupakan kontribusi dari 15 negara teratas. "Kita patut bangga bahwa Indonesia termasuk dalam 10 besar negara manufaktur di dunia berdasarkan nilai tambah yang diciptakan dari sektor manufaktur, capaian ini mampu melampaui negara industri lainnya seperti Inggris, Rusia, dan Kanada," kata Airlangga.

Pada 2016, kinerja industri pengolahan mampu tumbuh sebesar 4,29 persen, sementara pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,42 persen. Menurut Airlangga, industri merupakan sektor penyumbang tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 0,92 persen.

Dia mengatakan, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total PDB pada 2016 sebesar 20,15 persen, terdiri dari industri pengolahan nonmigas sebesar 18,20 persen dan industri pengolahan batubara dan pengilangan migas sebesar 2,31 persen. "Nilai tambah yang diciptakan sektor industri tidak hanya berasal dari proses produksi tetapi juga mencakup seluruh aktivitas jasa yang terkait sampau dengan produk tersebut sampai kepada konsumen," ujar Airlangga,

Sementara, kontribusi sektor industri termasuk seluruh jasa-jasa terkait mencapai 31,3 persen pada 2016. Pertumbuhan industri pengolahan ini ditopang oleh peran masing-masing seubsektor industri. Ada empat subsektor industri yang memiliki kontribusi terbesar yaitu industri makanan dan minuman 32,84 persen, industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik 10,71 persen, industri alat angkutan 10,47 persen, serta industri kimia, farmasi, dan obat tradisional 9,86 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement