Jumat 14 Apr 2017 16:22 WIB

Persaingan Bisnis Fintech di Indonesia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
ilustrasi financial technology
Foto: integral-storage.com
ilustrasi financial technology

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini Financial Technology (Fintech) tengah menjadi sorotan sektor ekonomi. Sayangnya masih terdapat beberapa kendala yang perlu dihadapi untuk mengembangkan industri FinTech di tanah air.

Co-founder dan Chief Operating Officer Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, booming Fintech memang terjadi tapi masih di lingkup pemberitaan, belum menyentuh masyarakat. Menurutnya edukasi masyarakat terkait Fintech masih sangat minim.

"Jadi masih banyak calon peminjam dan investor yang masih bingung, apakah aman atau tidak," katanya sata dihubungin Republika, Jumat (14/4).

Pihaknya telah banyak melakukan upaya untuk mendekatkan diri pada masyarakat, salah satunya berkecimpung dalam event yang menghadirkan para pelaku UkM. Hal ini masih dinilai wajar karena Fintech sendiri baru masuk ke Indonesia pada tahun lalu.

"Karena masih produk baru jadi masih butuh waktu untuk kita bisa mensosialisasikan kepada masyarakat," lanjut dia.

Ia menambahkan, untuk Fintech di bidang pinjaman seperti pihaknya, inovasi Indonesia cukup tertinggal jauh. Fintech khusus pemberi pinjaman awalnya dimulai di Inggris pada 2005 dengan pioneer-nya Zopa. Tiga tahun kemudian masuk ke Amerika Serikat, disusul Cina pada 2007 dan Singapura 2013 lalu.

Sementara itu, terkait tingkat persaingan di sektor ini, diakui Iwan masih belum cukup seru karena volume angka pinjaman yang dimiliki masing-masing FinTech masih di kisaran Rp 10 hingga 100 miliar. Modalku sendiri memiliki volume Rp 120 miliar.

"Itu masih skala kecil dibanding multifinance dan perbankan. Kalau masuk Rp 30 triliun baru ada (pesaing)," kata dia.

Sama seperti halnya e-dagang atau e-commerce yang pada awal kemunculannya menjadikan para pelaku teman dengan visi membangun sebuah industri. Namun dalam sebuah industri, kata dia, satu pemain tidak akan membuat industri tersebut maju. Itu artiya pihaknya tidak keberatan dengan adanya para pesaing di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement