Rabu 12 Apr 2017 13:39 WIB

Pasar Properti Kelas Menengah ke Bawah Masih Jadi Primadona

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
kegiatan pembangunan salah satu proyek perumahan
kegiatan pembangunan salah satu proyek perumahan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Property Watch (IPW) menilai pada tahun ini properti untuk segmen menengah ke bawah diproyeksi tetap akan menjadi primadona.

Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda menjelaskan, pasar perumahan masih mengalami tekanan pada tahun lalu. Dari hasil riset IPW menunjukkan, tekanan muncul pada kuartal II 2016 di mana ada penurunan pergerakan pasar perumahan sebesar 13,3 persen quartal to quartal (qtq) atau turun 49,8 persen year on year (yoy).

Namun, memasuki kuartal III 2016, tren kenaikan mulai terlihat dari jumlah unit terjual. Data IPW menunjukkan unit terjual tercatat naik 11,8 persen qtq pada kuartal III 2016 dan 12,5 persen qtq pada kuartal IV 2016.

Ia memaparkan, kenaikan terbesar terjadi di segmen menengah ke bawah yang diproyeksi tetap akan menjadi primadona sepanjang 2017. “Adanya relaksasi loan to value (LTV) dari Bank Indonesia, pemangkasan perizinan, pemotongan PPh final, suku bunga KPR yang cenderung menurun, amnesti pajak, dan disertai pembangunan infrastruktur yang masif menjadikan potensi besar bagi bisnis properti di tanah air untuk menorehkan kinerja positif,” jelas Ali dalam Konferensi Pers dan Penandatanganan PKS Bank BTN dan IPW di Jakarta, Rabu (12/4).

Ali menuturkan, peran perbankan dalam menjaga kelangsungan industri properti sangat vital. Sebab, mayoritas masyarakat masih menggunakan fasilitas KPR untuk membeli rumah.

“Dengan partisipasi Bank BTN dalam ajang ini akan kian meningkatkan kontribusi bank ini dalam mengembangkan dan meningkatkan industri properti nasional,” tutur Ali.

Dengan potensi tersebut, Ali juga Menjelaskan, ajang BTN Golden Property Awards (BTN GPA) 2018 akan mengambil tema “The Rising Momentum”, yang rencananya akan digelar pada 24 Agustus 2017 dengan beberapa kategori penilaian. Pemberian penghargaan ini, lanjut dia, sekaligus untuk mengapresiasi para pelaku bisnis properti yang berhasil melewati siklus terendah di industri ini.

 

Adapun, GPA telah digelar pertama kali pada 2015. Pada tahun ini, BTN GPA kembali digelar dengan beberapa penyempurnaan konsep dan metode penilaian.

Penetapan pemenang BTN GPA 2017 pun dilakukan berbasis riset dan penilaian dengan kriteria terukur, terpercaya, dan teruji melalui IPW Standard Property Rating, polling di media sosial, dan kontribusi dari para juri ahli.

 

Ali menambahkan, pelaksanaan BTN GPA kali ini akan memerhatikan kontribusi para pelaku yang menggarap segmen menengah ke bawah. Sehingga, ajang penghargaan pada tahun ini akan menambahkan kategori bagi proyek-proyek perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bersubsidi.

Penambahan kategori juga dilakukan dengan memperluas cakupan wilayah mencapai Surabaya dan Luar Jawa. Penghargaan untuk kategori individu pun dipertahankan dengan penilaian internal dan hasil polling di media sosial.

 

Untuk menjaga kualitas penilaian, pihaknya menurunkan puluhan tim riset inti sejak Maret 2017 dalam melakukan verifikasi dan analisis untuk sekitar 150 proyek yang telah diseleksi dari 350 proyek yang terdaftar.

“Kami juga masih membuka pendaftaran proyek untuk seluruh kategori melalui registrasi di www.goldenpropertyawards. com hingga Juni 2017,” tutur Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement