Selasa 11 Apr 2017 17:05 WIB

Pengusaha Sawit Anggap Resolusi Parlemen Eropa Sebagai Tantangan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi
Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) menjadi salah satu jawaban atas Resolusi Sawit oleh Parlemen Eropa. Wakil presiden Tunas SawaErma (TSE) Group Kim Hoon menyebut ISPO merupakan jawaban atas resolusi sawit yang memojokkan Indonesia tersebut.

Ia mengatakan, ada pihak luar berkedok lembaga swadaya masyarakat (LSM) berupaya menjatuhkan produksi kelapa sawit Indonesia. NGO tersebut berasal dari luar negeri, sedangkan LSM dalam negeri masih dapat diajak bicara terkait fakta mengenai sawit.

"Pangan tidak bisa diganggu oleh seorang LSM," ujarnya, Selasa (11/4).

Lihat juga: Mentan Minta Eropa tak Campuri Urusan Pertanian Indonesia

Kim Hoon mengatakan, satu dari tiga perusahaan perkebunan kelapa sawit di bawahnya telah mendapat sertifikat ISPO pada 2016. "Dua lainnya mudah-mudahan akhir tahun ini dapat juga," kata dia. Dua perusahaan tersebut yaknj PT Dongin Prabhawa dan PT Berkat Cipta Abadi.

Ini menjadi catatan, baik yang telah memiliki sertifikasi ISPO maupun dalam proses menunjukkan adanya sebuah komitmen yang baik dari perusahaan untuk mematuhi regulasi di Indonesia.

Bahkan menurutnya ISPO bukan hanya Indonesian Standar melainkan Internasional Standar. "Supaya produk Indonesia bisa dimanfaatkan di dunia," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement