REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pemerintah Indonesia meminta agar Uni Eropa tidak melakukan diskriminasi dan menghentikan pembahasan rancangan aturan yang melarang peredaran produk turunan kelapa sawit di Eropa. Akibat dari diskriminasi tersebut, harga saham emiten perkebunan di Indonesia ikut terdampak.
Mengutip laman Yahoo Finance, pergerakan saham emiten, khususnya kelapa sawit, cukup melemah pada penutupan perdagangan saham hari ini, Rabu (10/4). Tercatat, ada 16 perusahaan industri penghasil bahan baku sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI).
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melemah 0,81 persen atau 100 poin ke level 12,275, lalu PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) melemah 3,39 persen atau 40 poin ke level 1,140, kemudian PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) melemah 1,18 persen atau 2 poin ke level 168, lalu PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) melemah 2,81 persen atau 25 poin ke level 865, dan PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) melemah 1,35 persen atau 6 poin ke level 438.
Kemudian disusul PT Provident Agro Tbk (PALM) melemah 0,78 persen atau 2 poin ke level 254, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) melemah 1,01 persen atau 4 poin ke level 392, PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) melemah 3,57 persen atau 2 poin ke level 54, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) melemah 2,26 persen atau 3 poin ke level 130, dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melemah 0,51 persen atau 5 poin ke level 980.
Sementara, saham perkebunan PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) stagnan di level 115, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) stagnan di level 930, PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) stagnan di level 50 dan PT Sinar Mas Agro Resources and Techonology Tbk (SMAR) stagnan di level 4,120.
Terakhir, hanya dua saham perkebunan yang menguat, yaitu PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menguat 0,48 persen atau 5 poin ke level 1,055 dan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menguat 0,81 persen atau 5,40 poin ke level 675.60.