REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di industri hulu migas, PT Pertamina EP, selama kuartal I 2017 menunjukkan kinerja yang cukup positif.
Tercatat hingga akhir Maret 2017, tingkat produksi minyak Pertamina EP mencapai 80.727 barel minyak per hari (BOPD) atau sebesar 95 persen dari target RKAP 2017 sebesar 85 ribu BOPD. Dan untuk produksi Gas PT Pertamina EP mencapai 961,6 MMSCFD atau sebesar 93 persen dari target RKAP 2017 sebesar 1.041 MMSCFD.
“Sampai kuartal satu ini Alhamdulillah kami dapat menahan laju penurunan produksi alamiah sebesar 20 persen pertahun dan menjaga tingkat produksi dikisaran 80 ribu BOPD dan kami optimistis untuk memenuhi target 2017 sebesar 85 ribu BOPD," kata Nanang Abdul Manaf PTH President Director PT Pertamina EP, dalam diskusi di Cirebon, Senin (10/4).
Selama kurun waktu tiga bulan pertama ini, tambah Nanang, terjadi dinamika produksi dari lapangan. Sejumlah lapangan pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk optimalisasi produksi.
“Beberapa lapangan yang mengalami peningkatan signifikan antara lain adalah Jatibarang Field, yang didapatkan dari hasil reparasi sumur atau Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL) Sumur XA 09 di lapangan lepas pantai Platform XRay dari awalnya tingkat produksi di kisaran 87 BOPD menjadi 2.781 BOPD”, jelas Nanang.
Selain itu, kinerja Rantau Field juga menunjukkan tren positif, produksi Rantau Field mengalami kenaikan dari 2.100 BOPD pada awal tahun 2017 menjadi 2.831 BOPD pada awal April 2017 dengan pencapaian 127 persen terhadap target. Peningkatan produksi sebesar 731 BOPD didapatkan dari pekerjaan lima sumur reparasi dan satu sumur pemboran.
Lebih lanjut, Nanang menambahkan, kinerja Seismik juga menunjukkan tren yang positif. Hingga akhir Maret 2017, realisasi Seismik 2D yang dijalankan oleh PT Pertamina EP mencapai 426 kilometer (km), atau 48 persen dari target sebesar 833 km, dan untuk seismik 3D sudah terlaksana 171 kilometer persegi atau 26 persen dari target sebesar 669 kilometer persegi.
“Komitmen kami, selain untuk meningkatkan produksi juga untuk menjaga ketersediaan cadangan energi, melalui pencarian cadangan-cadangan baru dengan agresif melakukan kegiatan seismic dan eksplorasi. Harapan kami dapat menemukan potensi cadangan yang besar atau Big Fish sehingga industri hulu migas semakin bergairah," ujar Nanang.