Senin 10 Apr 2017 04:18 WIB

Jalan Tol Akses Priok Siap Dioperasikan

Rep: Novita Intan/ Red: Bayu Hermawan
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersepeda di Jalan Tol Akses Tanjung Priok, Jakarta, Ahad (9/4).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersepeda di Jalan Tol Akses Tanjung Priok, Jakarta, Ahad (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok sepanjang 11,4 Km. Jalan tol ini akan memperlancar lalu lintas keluar masuk Pelabuhan Tanjung Priok karena memiliki akses langsung masuk ke pelabuhan sehingga akan mengurangi kemacetan yang terjadi pada jalan arteri pelabuhan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan selesainya jalan tol ini yang sempat tertunda penyelesaiannya akibat pembebasan tanah yang sulit dan pembongkaran 69 tiang beton yang tidak memenuhi mutu rencana.

"Ruas tol ini akan dilewati oleh truk-truk bermuatan berat sehingga dapat dilalui kendaraan dengan beban 45 ton," kata Menteri Basuki di Jakarta, Ahad (9/4).

Menurutnya, membangun jalan tol sekarang ini, terlebih di tengah kota Jakarta sangatlah tidak mudah.  Jalan tol akses Tanjung Priok ini merupakan bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dan tersambung dengan Jalan Tol Dalam Kota yakni di Seksi North South (NS) yang akan menghubungkan lalulintas dari JORR ke Cawang, Pluit, dan juga langsung ke pelabuhan. Kementerian PUPR akan menunjuk operator yang tepat sebagai pengelola jalan tol ini.

Jalan Tol Akses Tanjung Priok terdiri dari lima seksi yakni Seksi E-1 Rorotan-Cilincing (3,4 Km), E-2 Cilincing-Jampea (2,74 Km), E-2A Cilincing-Simpang Jampea (1,92 Km) dan NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea (2,24 Km) dan NS Direct Ramp (1,1 Km).

Untuk Seksi E-1 Rorotan - Cilincing sudah selesai dan dioperasikan tanpa tarif sejak tahun 2011. Biaya pembangunannya sebesar Rp 5 triliun, dimana Rp 1 triliun untuk pengadaan lahan dan Rp 4 triliun untuk konstruksinya.

Adapun kontraktor pelaksananya terdiri dari Kerja Sama Operasi (KSO) kontraktor Jepang dan Indonesia. SMCC - PT. Hutama Karya, Kajima - PT. Waskita Karya, Obayashi - PT. Jaya Konstruksi, dan Tobishima - PT. Wijaya Karya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement