Jumat 07 Apr 2017 05:08 WIB

Kontrak PLTGU Cilegon Habis, Operator Tunggu Keputusan Pemerintah

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
PLTU Suralaya di Cilegon, Banten.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
PLTU Suralaya di Cilegon, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID,CILEGON -- Kontrak PLTGU Cilegon yang dioperasikan oleh PT Indonesia Power habis pada tahun depan. Hal ini sesuai dengan habisnya masa kontrak pengoperasian Blok South East Sumatera yang dioperasikan oleh CNOOC.

Head Gas Operation Cnooc SES Ltd ‎Muhammad Salman mengatakan CNOOC sudah melakukan kerja sama kontrak dengan PLN untuk bisa memasok sebagian kebutuhan kebutuhan listrik Jawa Bali dengan PLN. Namun, karena masa kontrak Blok South East Sumatera juga sudah hampir habis, maka kejelasan kontrak kerja sama ini juga belum menunjukkan jalan keluar.

"Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara CNOOC SES Ltd dan PLN. Masa PJBG 12 Desember 2004 sampai 5 September 2018," kata Salman, di PLTGU Cilegon, Kamis (6/4).

Salman mengatakan sampai saat ini belum ada kepastian perpanjangan kontrak pasokan gas ke PLTGU Cilegon. Dia berharap, kelanjutan kontrak pasokan gas segera diputuskan. Meski kontrak akan habis tetapi CNOOC tetap berkomitmen memasok gas sesuai kontrak.

"Jumlah cadangan itu masih cukup untuk memasok kebutuhan listrik Jawa Bali. Kita berkomitmen akan tetap memasok kebutuhan listrik negara," ujar Salman.

‎Perusahaan migas asal China tersebut memasok gas ke PLTGU Cilegon yang berkapasitas 660 MW sebanyak 80 BBTU dengan harga 6,7 dolar AS per mmbtu‎, yang berasal dari Wilayah Kerja Migas South East Sumatera (SES) yang memiliki produksi gas sebesar 120 mmscfd.

"Itu tidak semua kita kirimkan, kita juga pakai gas untuk turbin kami, kita buang dulu Co2-nya baru kita distribusikan ke PLTGU," tutup Salman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement