Selasa 04 Apr 2017 21:39 WIB

DPR Nilai Penyerapan Gas Pembangkit Listrik PLN Kurang Maksimal

Gardu listrik PLN (ilustrasi)
Foto: Musiron/Republika
Gardu listrik PLN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR, Harry Purnomo menilai pemerintah terlalu banyak berwacana, sehingga konversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ke gas oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum terlihat hasilnya. Padahal menurut dia, wacana konversi tersebut sudah dibahas sejak beberapa tahun lalu.

 

Harry berpendapat, jika penggunaan diesel dialihkan sepenuhnya ke gas, akan ada penghematan mencapai Rp 70 triliun. Angka ini, merujuk pada dana pembelian BBM oleh PLN untuk kapasitas pembangkit total sebesar 7.000 Mega Watt (MW).

 

"Hasil penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kementerian ESDM, penggunaan gas jauh lebih hemat dibandingkan BBM. Perbandingannya satu liter solar atau bensin sama dengan 240 gram gas. Ini artinya penggunan gas bisa lima kali lebih hemat dibandingkan BBM," kata dia dalam keterangannya.

Menurut dia, pangkal persoalannya dari sisi kelemahan tata kelola dan tidak sinerginya BUMN sektor energi. Selain itu itu tidak kompaknya Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM. "Masing masing jalan sendiri merasa lebih mampu hebat," kata dia.

Menurut Harry, seharusnya pemerintah mengapresiasi pihak-pihak yang berkomitmen untuk mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar gas. "Kalau kemudian ada perbedaan harga gas dari tiap titik tujuan, selayaknya segera dibenahi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement