Selasa 04 Apr 2017 00:47 WIB

Pemerintah Harus Antisipasi Kenaikan Harga Pangan Jelang Ramadan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Budi Raharjo
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur INDEF Eni Sri Hartati mengatakan, deflasi dan inflasi yang terjadi sangat penting untuk mencerminkan daya beli masyarakat Indonesia. Inflasi dan deflasi menjadi salah satu ukuran untuk melihat stabilitas perekonomian Indonesia.

"Tetapi inflasi ini kan juga bisa dilihat dari dua sisi, kalau begitu inflasi tinggi ada indikasi tekanan permintaan, ini juga sama kalau kita mengikuti itu, jadi bukan berarti kalau inflasi rendah tidak ada tekanan permintaan," ujar Eni di Jakarta, Senin (3/4).

Menurut Eni, ada dua faktor yang mempengaruhi inflasi yakni pangan dan energi. Apabila kedua faktor ini bisa dikontrol oleh pemerintah maka dipastikan inflasi akan terkendali, terutama ketika ramadan dan idul fitri. Beberapa waktu lalu, harga beras turun disebabkan oleh harga gabah yang anjlok.

Namun, di satu sisi meskipun harga beras turun namun biaya produksinya masih belum mencukupi. 'Karena 34 persen masalah kita masih tergantung dengan pertanian, ini yang menurunkan daya beli,'' kata Eni.

Komoditas yang berdampak terhadap inflasi yakni beras, gula, dan minyak goreng. Oleh karena itu, pemerintah harus segera melakukan stabilisasi agar tidak menyumbang inflasi terlalu besar terutama ketika ramadan dan lebaran. Sedangkan, harga cabai dan bawang merah tidak bisa diselesaikan secara instan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement