Rabu 29 Mar 2017 20:30 WIB

Alasan Pengusaha Muslim Hanya Segelintir yang Sukses

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menjadi nara sumber acara Knowledge Sharing Pasar Modal Syariah kepada pengurus dan kader Muhammadiyah di kantor Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (22/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menjadi nara sumber acara Knowledge Sharing Pasar Modal Syariah kepada pengurus dan kader Muhammadiyah di kantor Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya segelintir pengusaha Muslim yang saat ini sukses dalam mengembangkan usahanya di tingkat nasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu dihindari, diantaranya yaitu kesalahan cara pandang.

Ketua Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, pengusaha Muslim sangat sedikit yang bersaing secara nasional lantaran umat Islam tak dapat fokus saat menjalankan bisnis. Justru, kata dia,  mereka juga lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau karyawan swasta daripada menjadi pengusaha murni.

"Jadi, orang Cina bisa maju di dalam berbisnis karena mereka fokus. Kalau umat Islam tidak fokus karena pikiran mereka bercabang-cabang. Mereka buka usaha, tapi tetap ingin menjadi PNS. Sambil menjalankan usaha, tapi ingin menjadi politisi dan anggota DPR," ujar Anwar saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/3) malam.

Warga keturunan yang tinggal di Indonesia sangat fokus dalam menjalankan usahanya. Apalagi, kata dia, di Indonesia memang ada kebijakan yang melarang orang Cina menjadi PNS. Karena itu, orang Cina hanya melihat bahwa satu-satunya jalan yang harus dilakukan yaitu dengan cara berwirausaha, berdagang dan berbisnis.

"Akhirnya mereka fokus pada usaha sehingga usaha mereka berkembang," ucapnya.

Ia mengatakan, banyak sekali di kalangan umat Islam yang membuka suatu usaha. Namun, baru sukses sedikit dan memiliki uang cukup banyak, uang tersebut justru digunakan untuk melakukan kampanye karena ingin menjadi anggota DPRD.

"Kalau mereka menang di pemilihan, usahanya terbengkalai dan yang lebih parah kalau kalah dalam pemilihan, kemudian usahanya bangkrut," kata Anwar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement