REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (29/3) pagi, bergerak melemah tipis sebesar enam poin menjadi Rp 13.323, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.317 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa dolar AS bergerak menguat terhadap sebagian mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah menyusul meningkatnya indeks kepercayaan konsumer di Amerika Serikat.
"Dolar AS mulai kembali naik merespon baiknya data kepercayaan konsumen AS yang naik menyentuh level tertingginya dalam 16 tahun terakhir," katanya di Jakarta, Rabu (29/3).
Indeks Kepercayaan Konsumen dari The Conference Board datang di 125,6 pada Maret, naik dari 116,1 pada Februari dan jauh di atas konsensus pasar. Di sisi lain, ia menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri juga sedang menunggu kepastian peringkat utang Indonesia versi Standard & Poor's (S&P), inflasi Maret 2017 yang akan dirilis pada awal April nanti.
"Sentimen itu masih menjadi fokus utama dari pelaku pasar uang domestik," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan dolar AS di pasar valas dalam negeri relatif terbatas mengingat sentimen fundamental ekonomi dari dalam negeri masih cukup kuat.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa kembali munculnya sentimen kenaikan suku bunga acuan AS membantu dolar AS mengalami apresiasi. "Pidato sejumlah pejabat The Fed mengenai prospek kenaikan suku bunga acuan AS membuat dolar AS terangkat meski masih terbatas," katanya.