Selasa 28 Mar 2017 04:17 WIB

Kementan Antisipasi Gejolak Harga Pangan Jelang Ramadhan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Beras BULOG
Foto: Republika/Prayogi
Beras BULOG

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertanian telah melakukan persiapan menstabilkan harga-harga bahan pangan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri tiga bulan ke depan. Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman telah melakukan koordinasi dan evaluasi dengan Bulog untuk mengantisipasi gejolak harga.

Salah satu bahan pangan yang stoknya aman yaitu beras. "Kita lebih awal mengantisipasi manakala terjadi gejolak harga. Khusus beras, ini beras komoditas yang paling strategis 1,9 juta ton bisa sampai 8 bulan ke depan. Ini cukup besar," ungkap Amran saat ditemui sebelum Rapat Koordinasi Pangan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (27/3).

Menurutnya, harga beras biasanya cenderung turun sehingga akan didorong supaya stabil. Sebab, beras merupakan penyumbang inflasi terbesar. Untuk harga komoditas startegis lainnya, seperti cabai, lanjut Amran, harganya tengah meluncur turun hingga posisi Rp 40 ribu per kilogram di tingkat petani, dari sebelumnya Rp 70 ribu per kilogram.

Amran menilai harga cabai akan terus meluncur dan pihaknya tengah mengupayakan agar harga tidak jatuh terlalu jauh. Harga cabai akan distabilkan di kisaran Rp 20 ribu pada tingkat petani dan Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu pada tingkat konsumen.

"Cabai kan sudah turun. Khawatirnya Ramadhan nanti terlalu turun kasihan harga di petani. Kita harus menjaga harganya di tingkat petani dijaga, di tingkat konsumen dijaga," kata Amran.

Sedangkan harga bawang, mulai turun menjadi Rp 10 ribu - 15 ribu di tingkat petani, sehingga Bulog mengintervensi dengan membeli sebanyak 2.000 ton agar petani tidak mengalami kerugian. Kendati murah di tingkat petani, harga di tingkat konsumen malah mencapai Rp 30 ribu.

Oleh karena itu pihaknya sedang mengupayakan untuk memotong rantai distribusi pangan. "Distribusi kita kalau ke depannya kita harus memotong rantai pasok, karena ini sudah puluhan tahun, itu solusi permanen ke depan sehingga posisi petani untung, konsumen menikmati harga yang baik," tutur Amran.

Selain mengantisipasi dengan intervensi dari Bulog, Kementerian Pertanian juga berencana memperbaiki beberapa regulasi. Kemudian akan melakukan ekspor bawang merah karena dipastikan panen bawang Mei mendatang akan surplus. "Sasaran ekspor kita negara tetangga seperti Malaysia,"katanya.

Sementara stok daging sapi, kata Amran, telah tersedia sebanyak 40 ribu ton berasal dari impor yang nantinya akan dijual dengan harga Rp 80 ribu. Kementan juga bekerjasama dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan agar pasokan daging ayam mencukupi dengan harga yang tidak membuat peternak ayam rugi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement