Selasa 21 Mar 2017 00:51 WIB

Perlunya Industri Menggunakan Konten Lokal

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Industri tekstil nasional
Foto: Rezza Estily/Antara
Industri tekstil nasional

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya penggunaan bahan baku lokal di industri dalam negeri. Ia meminta agar produksi domestik meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Menurut Luhut, penggunaan local content menjadi hal penting. Ia sempat mendengar Gubernur Jatim Soekarwo mengeluhkan masih banyak barang-barang bisa diproduksi dalam negeri, namun dipaksa mengimpor.

“Kami sepakat penggunaan local content merupakan suatu keharusan. Seperti halnya pipa yang bisa diproduksi di Maspion, Jakarta, Batam. Tujuannya agar industri kita bisa jalan. Yang bisa diproduksi dalam negeri, kita harus gunakan produk dalam negeri,” kata Luhut kepada wartawan seusai meninjau Terminal Teluk Lamong, di Surabaya, Senin (20/3).

Sebelum meninjau Terminal Teluk Lamong, Luhut sempat mengunjungi kawasan Industri Maspion di Gresik. Kali itu, Menko Luhut melakukan peninjauan ke industri pipa kabel laut dan terminal kendaraan industri. Luhut sempat menuliskan kalimat “Produksi dalam negeri dibanggakan” pada sebuah gulungan kabel laut.

Kunjungan tersebut menindaklanjuti paparan Gubernur Jatim Soekarwo di depan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. “Yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Jika perusahaan butuh barang, dan barang itu telah diproduksi di dalam negeri maka tidak boleh impor,” tegasnya.

Luhut menyatakan, Gubernur Soekarwo telah menghitung produksi dalam negeri telah memenuhi standar dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Tadi Pak Gubernur katakan kita ingin semampu kita menggunakan produksi dalam negeri. Bahkan saat ini impor terbesar kita adalah bahan baku, padahal bisa menggunakan produksi dalam negeri. Dengan menggunakan produk dalam negeri kita bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan pajak daerah,” imbuhnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, nilai impor bahan baku/penolong pada Februari 2017 mencapai 1,3 miliar dolar AS. Porsi impor bahan baku/penolong mencapai 82,87 persen dari total impor Jatim pada Februari 2017 yang mencapai 1,6 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement