Jumat 17 Mar 2017 12:16 WIB

PLN Bangun Sistem Pembangkit Bergerak untuk Wilayah Indonesia Timur

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nidia Zuraya
Logo PLN
Foto: pln.co.id
Logo PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah terpencil, PT PLN (Persero) akan menggunakan sistem pembangkit listrik mobile atau Mobile Power Plant (MPP). Sistem penbangkit ini dinilai lebih efisien. 

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan pihaknya telah menandatangani kontrak paket-paket tersebut antara lain Paket 3 (Merauke, Biak, Tanjung Selor, Seram dan Langgur) total 90 MW,  MPP Paket 4 (Maumere, Bima, dan Sumbawa) total 140 MW. MPP Paket 5 (Bau-Bau, Ambon dan Jayapura) total 100 MW, PLTG/MG Riau Peaker 200 MW, PLTMG Kupang Peaker 40 MW. 

Sofyan menuturkan Hal ini juga ditujukan untuk mendukung pemerataan akses listrik di wilayah Indonesia Timur. Pembangkit paket ini menggunakan dua jenis bahan bakar, yakni gas alam cair (LNG) dan bahan bakar minyak (BBM). 

Menurut Sofyan, sebelum LNG tersedia, pembangkit bisa menggunakan BBM. Jika LNG sudah tersedia, maka dapat menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik di lokasi-lokasi tersebut. 

”Penggunaan MPP dengan bahan bakar dual fuel ini sangat diperlukan karena manfaatnya sangat Iuas. Salah satunya, selain menjawab kebutuhan listrik, kita dapat mengurangi penggunaan pembangkit dengan bahan bakar minyak,” ujar Sofyan di Kantor Pusat PLN, di Jakarta,  Jumat (17/3).

Ia melanjutkan pengadaan PLTD tersebar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar. Menurut dia Hal ini sangat diperlukan, karena tidak ada alternatif Iain yang sesuai kecuali PLTD berbahan bakar minyak. 

Ia menerangkan rencananya pada 2019, 90 persen pulau terluar berpenghuni sudah dialiri listrik PLN. Kemudian  694 desa dan 137 kecamatan di pulau terluar, pulau terpencil dan perbatasan juga sudah berlistrik pada 2019. 

PLN juga mengejar pembangunan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kv dan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV di Jalur Utara Jawa. Hal lni bertujuan untuk mengevakuasi daya dari PLTU lndramayu, (2x1.000 MW), PLTU Jawa 1 (1x1.000 MW), PLTU Jawa 3 (2x660 MW), PLTU Jawa Tengah (2x950 MW) dan PLTU Jawa 4 (2x1.000 MW). 

"Dengan adanya pembangunan jalur transmisi lni, maka PLN dapat menyalurkan daya listrik sebesar 8.820 MW kepada masyarakat. Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Sofyan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement