Jumat 17 Mar 2017 05:28 WIB

Rehabilitasi Irigasi Sawah di Lampung Capai 186.354 Hektare

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Budi Raharjo
Irigasi pertanian, ilustrasi
Irigasi pertanian, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Program rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) sawah di Lampung dalam kurun waktu 2014-2016 sudah mencapai 186.354 hektare (ha). Perbaikan RJIT tersebut mampu meningkatkan produksi padi, karena sawah yang rusak dapat diintensifkan kembali.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Edi Yanto mengatakan, program RJIT sudah dilakukan sejak tahun 2014 meliputi luasan 20.925 ha, kemudian dilanjutkan tahun 2015 lebih luas lagi mencapai 152.831 ha, dan tahun 2016 seluas 12.600 ha.

“Sehingga total perbaikan (RJIT) selama 2014-2016 seluas 186.356 hektare,” kata Edi Yanto di Bandar Lampung, Kamis (16/3). Sedangkan tahun 2017 perbaikan baru mencapai 5.650 ha.

Ia mengatakan dilihat dari jumlah luasannya pada progra RJIT tahun lalu dan sekarang memang menurun. Itu artinya, jaringan irigasi sawah yang rusak tinggal sedikit.

Pada kegiatan RJIT 2017, Edi Yanto mengatakan, ada program irigasi perpipaan dan embung, sebanyak 20 unit. Kegiatan ini untuk memanfaatkan air yang terdapat di embung, terutama pada musim kemarau. Melalui program RJIT di Lampung Selatan dan Lampung Timur pada 2016, membuat lahan pertanian panen di musim kemarau.

Upaya lain meningkatkan produksi padi, ia memaparkan dengan mencetak sawah baru. Namun program RJIT ini sangat membantu petani mengintensifkan lahan. “Ini solusi paling tepat karena sawahnya ada. Tinggal memperbaiki saluran irigasi agar mampu mengairi sawah lebih luas," katanya.

Program RJIT di Provinsi Lampung selama kurun waktu 2014-2016 mampu memperbaiki lahan sawah dari yang semula kurang berfungsi menjadi berfungsi. Luasan lahan sawah yang semula 360.362 ha kini menjadi 390.327 ha atau naik 29.965 ha.

Penambahan luasan lahan itulah yang ikut berkontribusi sehingga produksi gabah Lampung mencapai 4,04 juta ton gabah kering panen (GKP) dan optismistis mampu mencapai 4,4 juta ton di 2017.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyatakan, untuk meningkatkan produksi gabah membutuhkan ketersediaan air. Itu sebabnya, saya meminta Presiden Joko Widodo memprioritaskan perbaikan irigasi dan saluran irigasi di Lampung,” katanya.

Menurut Gubenur, bantuan pusat untuk perbaikan saluran irigasi tersier dimaksudkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan khususnya padi. Perbaikan dan penyempurnaan jaringan irigasi untuk mengembalikan serta meningkatkan fungsi dan irigasi seperti semula mampu menambah luas areal tanam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement