REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG –- PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II pengelola 13 bandara di kawasan Barat Indonesia, tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah perusahaan manajemen hotel seiring rencana pembangunan hotel di bandara-bandara di bawah lingkungan perusahaan.
Salah satu perusahaan yang akan memulai langkah awal untuk bekerjasama dengan AP II di bidang perhotelan tersebut adalah Hotel Indonesia Group (HIG) yang merupakan gabungan dari 3 perusahaan yaitu PT Hotel Indonesia Natour, PT Patra jasa dan PT Aero Wisata. Dalam waktu dekat, kedua perusahaan yakni AP II dan HIG akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
President Director PT AP II Muhammad Awaluddin mengatakan Hotel Indonesia Group memiliki sejarah panjang kesuksesan sebagai salah satu hotel management group dengan portofolio brand hotel operator yang sangat dikenal, oleh karena itu akan menjadi kebanggaan bagi AP II dapat melakukan MoU dengan HIG sebagai langkah awal untuk merealisasikan kerja sama.
"Kami meyakini HIG dapat mendukung AP II untuk dapat secara maksimal memanfaatkan sumber daya guna meraih potensi pasar secara maksimal di industri perhotelan. AP II melihat seiring dengan tumbuhnya industri penerbangan yang berdampak pada semakin banyaknya jaringan penerbangan, maka permintaan hotel di bandara juga akan meningkat," jelas Awaluddin dalam keterangan pers tertulis kepada Republika, Senin (13/3).
AP II, melalui anak usaha PT Angkasa Pura Properti, saat ini tengah mempersiapkan pengoperasian hotel di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Kualanamu. Pada tahun ini Angkasa Pura Properti memiliki program investasi pendirian sebanyak empat hotel yakni tiga hotel di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan satu hotel di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang.
Kedua bandara tersebut merupakan bandara terbesar yang dikelola AP II, di mana pergerakan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tahun lalu mencapai 58 juta penumpang dan Kualanamu sekitar 9 juta penumpang.
Awaluddin mengatakan nilai investasi untuk empat hotel tersebut diperkirakan mencapai Rp 375 miliar yang sebagian besar dananya berasal dari AP II. Nantinya beberapa hotel juga akan dikerja samakan pengelolaannya dengan perusahaan yang telah memiliki nama besar di industri perhotelan.
“Pada tahap awal, pendirian hotel memang difokuskan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Kualanamu karena memang permintaan yang tinggi untuk pasar hotel di kedua bandara itu,” ujar Awaluddin.
Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, melalui investasi sebesar Rp 300 miliar, akan dioperasikan dua hotel baru yakni hotel bintang 4 dengan 150 kamar di Terminal 3 internasional dan hotel bintang 3 juga dengan 150 kamar di Terminal 3 domestik.
Selain itu, juga akan didirikan hotel bujet berlantai 6 dengan 150 kamar senilai sekitar Rp 15 miliar tepatnya di rest area SPBU kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang saat ini dalam tahap persiapan konstruksi.
Sementara itu di Bandara Internasional Kualanamu proyek hotel yang termasuk dalam program investasi Angkasa Pura Properti pada tahun ini adalah pendirian hotel bintang tiga di lantai mezzanine gedung terminal yang membutuhkan investasi sekitar Rp 60 miliar.
“Kami meyakini melalui penetrasi di bidang usaha baru melalui anak usaha Angkasa Pura Properti, seperti halnya di industri perhotelan ini, maka akan meningkatkan portofolio dari AP II dan membantu meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis nonaeronautika untuk dapat menyumbang hingga 50 persen lebih dari total pendapatan perseroan pada 2018,” tuturnya.
Namun demikian, ungkap Awaluddin, ke depannya tidak menutup kemungkinan akan didirikan juga hotel di bandara-bandara lain seperti Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan Bandara Supadio Pontianak dimana menurut feasibility study layak untuk dibangun hotel ataupun hotel di luar kawasan bandara yang dikelola AP II.