REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian (mentan) Amran Sulaiman meminta Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) terus menyerap gabah hasil panen petani sebanyak-banyaknya dan petani menjual gabah ke bulog langsung. Mentan juga mengaku terus mendorong Bulog melakukan pembelian sesuai harga Harga Pembelian Pemerintah (HPP), Rp 3.700.
Hal ini, menurut Amran agar dapat memutus mata rantai tengkulak. "Dengan menjual langsung ke Bulog, petani bisa meminimalisir kehilangan harga setidaknya Rp 500 per kilogram. Kalau dihitung dengan mata rantai tengkulak, petani hanya bisa menjual dengan harga maksimal Rp 3.200 per kilo nya," ujar Mentan di sela acara Penganugerahan Wirausaha Muda Mandiri di IPB, Bogor, Sabtu (11/3).
Menurut Mentan, serapan gabah pada dua pekan terakhir, rata-rata hanya 2.000 ton per hari. Namun kini sudah mencapai Rp 14.000 ton per harinya. Itu artinya serapan gabah hasil panen saat ini naik cukup signifikan. "Saya puas serapan gabah naik signifikan, saya telah meninjau langsung selama beberapa pekan di Jawa," ujar Amran
Dari hasil kunjungan kerja ke beberapa daerah, lanjut dia, ditemui sejumlah permasalahan. Salah satunya harga gabah masih di bawah standar. Hal itu dikarenakan adanya permasalahan di lapangan di bawah HPP, dampak curah hujan tinggi dan panen bersamaan jumlah cukup besar.
Meski begitu, menurutnya, kegiatan serapan gabah hasil panen petani yang dilakukan oleh Bulog di lapangan sudah tidak ada masalah karena telah mengalami peningkatan sekitar 700 persen dibandingkan dua pekan sebelumnya. Gudang Bulog di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pun, menurut Amran, saat ini menyimpan stok beras secara penuh.
"Kami menargetkan penyerapan pada musim panen rata-rata berkisar 20 ribu hingga 30 ribu ton per hari," ujar Mentan menambahkan.