Kamis 09 Mar 2017 19:19 WIB

Sumsel Ekspor Satu Ton Belut ke Cina

Rep: Maspril Aries/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Permana (Kanan), menyerahkan keterangan ekspor kepada Direktur UD Bandar Mina Putu Sumardi.
Foto: Istimewa/Dinas Perdagangan Sumsel
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Permana (Kanan), menyerahkan keterangan ekspor kepada Direktur UD Bandar Mina Putu Sumardi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan diversifikasi ekspor komoditi non migas. Jika selama ini ekspor dari daerah ini didominasi komoditi hasil perkebunan karet dan minyak kelapa sawit, mulai 2017 Sumsel mengekspor hasil perikanan jenis belut.

“Pada 2017 untuk pertama kali Sumatera Selatan mengekspor komoditi perikanan yakni belut ke Cina. Ekspor dilakukan oleh Usaha Dagang atau UD Bandar Mina sebanyak satu ton belut ke Shanghai dan Guangzhou. Sebelumnya ekspor perikanan dari Sumatera Selatan didominasi komoditi udang,” kata Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Permana, Kamis (9/3).

Menurut Permana UD Bandar Mina merupakan usaha kecil dan menengah yang menghimpun belut yang berasal dari beberapa daerah di Sumsel yang merupakan hasil tangkapan warga. “Lalu oleh UD Bandar Mina belut tersebut dipasarkan untuk ekspor ke Cina,” katanya.

Permana menjelaskan, selama ini komiditi belut asal Sumsel sudah lama diekspor namun melalui Jakarta. “Para pengumpul belut dari beberapa daerah lalu mengirim ke Jakarta dan baru diekspor. Kali ini UD Bandar Mina melakukan ekspor langsung ke Cina,” ujarnya.

Untuk ekspor Sumsel pada sektor perikanan selama ini didominasi ekspor jenis udang yang pada Januari 2017 nilai ekspornya mencapai 0,26 juta dolar AS.

Menurut Direktur UD Bandar Mina, dengan melakukan ekspor langsung dari Palembang ke Cina mampu memangkas biaya transportasi mencapai 50 persen. “Ini berarti bisa memperbesar margin bagi pengusaha. Harga belut di pasar internasional mencapai Rp84.000/kg dan dalam negeri Rp40.000/kg,” katanya.

UD Bandar Mina dalam satu hari mampu mengumpulkan sebanyak 20 ton belut yang berasal dari berbagai daerah kabupaten di Sumsel. Putu Sumardi mengakui potensi budidaya belut di Sumsel sangat besar dan bisa mengenjot perekonomian daerah.

Untuk mengembangkan budidaya belut menurut Permana, Dinas Perdagangan Sumsel akan menjalin kerjasama dengan PKK Sumsel. “Ketua PKK Sumsel Ibu Eliza Alex sudah mengusulkan dibuat program kampung belut pada beberapa daerah di Sumsel. Bersama PKK Sumsel Dinas Perdagangan akan melakukan sosialisasi dan pembinaan budidaya belut pada anggota PKK di desa-desa,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement