Kamis 02 Mar 2017 10:40 WIB

Analis: Posisi Rupiah akan Melemah dalam Jangka Pendek

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah tipis 4 poin di level Rp 13. 367 per dolar AS pada hari ini, Kamis (2/3). Rupiah diperkirakan akan terus mengalami pelemahan dalam jangka pendek.

Pada perdagangan Rabu (1/3), rupiah ditutup pada Rp 13.363 per dolar AS setelah bergerak mendatar. Berdasarkan data Bloomberg, rentang gerak rupiah hari ini berada di kisaran Rp 13.357 - 13. 368 per dolar AS.

Analis Riset Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, dari sisi global, Trump dalam pidatonya kembali janjikan insentif pajak serta belanja infrastruktur yang signifikan tetapi tanpa detail.

"Komentar pejabat the Fed yang hawkish yang terus meminta penguatan dollar. Dollar index naik tajam bersamaan dengan kenaikan yield US Treasury hingga dini hari tadi," ujar Rangga, Kamis (2/3)

Hal tersebut juga didahului oleh pelemahan kurs global serempak terhadap dolar AS pada perdagangan kemarin, meskipun indeks saham global justru positif, dipicu oleh baiknya data PMI Manufacturing Tiongkok.

Fokus saat ini tertuju pada tingkat pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS yang akan diumumkan akhir minggu depan, titik konfirmasi terakhir sebelum FOMC meeting di tengah Maret 2017.

Dari sisi domestik, inflasi naik tajam. Rupiah melemah mengikuti sentimen penguatan dolar global tetapi relatif tipis. Tingginya cadangan devisa Bank Indonesia membuat pergerakan rupiah relatif stabil di tengah tekanan penguatan dollar. 

Inflasi yang naik tajam, kata Rangga, juga memberikan sentimen negatif terhadap rupiah walaupun tidak terlalu besar pengaruhnya melihat inflasi Negara lain yang juga naik tajam dalam beberapa bulan terakhir. 

"Pelemahan rupiah berpeluang bertahan dalam jangka pendek dengan volatilitas tinggi hingga FOMC meeting Maret 2017,"katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement