Kamis 02 Mar 2017 04:08 WIB

Perusahaan di Jatim Ekspor Ribuan Sepatu ke Prancis dan Jepang

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
 Pengunjung memilih sepatu di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (18/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memilih sepatu di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID,MOJOKERTO -- PT Dwi Prima Sentosa, perusahaan alas kaki di Jawa Timur, telah mengekspor ribuan pasang produknya ke Jepang dan Prancis. Dari total produksi sebanyak 300 ribu pasang sepatu per bulan, sekitar 70 persen diekspor ke dua negara tersebut.

Direktur PT Dwi Prima Sentosa, Lily, mengatakan perusahaannya memiliki dua pabrik yakni di Mojokerto dan Ngawi. Kapasitas produksi masing-masing di Mojokerto sebanyak 150 ribu per bulan dan di Ngawi 5.000 pasang sepatu per hari.

“Pabrik yang di Ngawi memasok ke Prancis sebanyak 70 persen dari total produksi. Kalau pabrik di Mojokerto, 70 persennya diekspor ke Jepang, Korea Selatan, dan Jerman, paling banyak ke Jepang,” kata Lily kepada wartawan di sela-sela peluncuran program pendidikan vokasi industri, di PT Dwi Prima Sentosa, Kabupaten Mojokerto, Selasa (28/2).

Pabrik alas kaki ini memproduksi sepatu dengan berbagai merek, seperti Diadora, Kasogi, Yonex, New Star, dan Decathlon. Saat ini, bahan baku untuk produksi sekitar 70 persen masih diimpor dari Cina dan Korea Selatan. “Bahan baku 70 persen masih impor, 30 persennya lokal. Impornya terutama kain, Indonesia mungkin belum bisa,” imbuhnya.

Lily menargetkan, pada akhir 2017 kapasitas produksi di kedua pabrik bisa naik sampai 40 persen. Dari total produksi saat ini masing-masing 150 ribu pasang ditargetkan bisa mencapai 200 ribu pasang per bulan. Salah satu caranya melalui penambahan karyawan. Jumlah pegawai di Mojokerto sebanyak 2.500 orang, sedangkan di Ngawi 1.250 orang. Ia menargetkan penambahan karyawan menjadi 6.000 orang untuk pabrik di Ngawi. Pabrik di Ngawi ini baru beroperasi pada pertengahan 2016.

Selain itu, pengembangan pabrik di Ngawi. Saat ini, pabrik di Ngawi belum beroperasi 100 persen. “Kami masih proses pembangunan di Ngawi, sudah ada satu gedung, dua gedung masih proses pembangunan, diusahakan tahun depan sudah bisa operasional,” jelas Lily.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement