REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan menjadikan pabrik gula (PG) Gempol yang telah terbengkalai puluhan tahun untuk menjadi industri peternakan terintegrasi. Dengan nilai investasi sebesar Rp 500 miliar, peternakan itu diharapkan bisa turut mendukung kecukupan protein hewani nasional.
Untuk menjalankan peternakan di PG yang terletak di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon itu, PT RNI menggandeng PT Berdikari United Livestock. Untuk tahap awal, di lahan seluas 25 hektare, akan dibangun usaha peternakan ayam dengan kapasitas produksi 450 ribu ekor per bulan dan telur 12 ton hingga 14 ton per bulan.
"Tahun ini dimulai tahap persiapan infrastruktur dan pada 2020 mendatang siap beroperasi,’’ ujar Direktur Utama PT PG Rajawali II, Audry Harris Jolly Lapian, saat ditemui di sela penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham di Kantor Direksi PT PG Rajawali II Cirebon, Rabu (1/3).
Audry mengungkapkan, pengembangan bisnis peternakan tersebut akan terus dilakukan dengan menerapkan pola peternakan terintegrasi dari hulu ke hilir. Di dalamnya, mencakup pengembangan indukan, ayam bakalan, pakan ternak serta pengembangan riset dan pengembangan peternakan.
Tak hanya itu, untuk mendukung lokasi penggemukan ayam atau farm boiler tersebut, pada tahapan selanjutnya akan dibangun pula rumah pemotongan ayam otomatis. Adapun kapasitasnya mencapai 2.000 ekor per jam.
Audry mengungkapkan, peternakan ayam tersebut menggunakan teknologi close house sehingga tidak akan menimbulkan polusi berupa bau tak. Dengan demikian, tidak mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.
Selama ini, peternakan ayam dikuasai oleh dua perusahaan swasta terbesar. Dengan masuknya BUMN pada usaha peternakan ayam terintegrasi, diharapkan bisa turut mendukung kecukupan protein hewani nasional. "Sekalipun tidak besar, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi," tutur Audry.
Peternakan ayam itu merupakan kelanjutan dari usaha peternakan sapi yang sebelumnya sudah dimiliki PT PG Rajawali II. Peternakan sapi tersebut berada di PG Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.
Direktur Utama PT BULS AS Hasbi Al-Islahi menambahkan, peternakan unggas terintegrasi tersebut menggunakan teknologi modern. "Produk ayam dan telur yang nanti dihasilkan dijamin memiliki standar yang prima, terbebas dari berbagai macam penyakit dan minim polusi," tandas Hasbi.