REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan memerkirakan kredit perbankan pada kuartal I 2017 akan tumbuh secara tahunan melebihi 8,5 persen (year on year/yoy) atau sedikit menunjukkan perbaikan meskipun masih terbatas.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan penyaluran kredit yang menunjukkan peningkatan paling besar terjadi di sektor modal kerja dan konsumsi. "Tapi jika secara year on year (tahun ke tahun) dibandingkan tahun lalu, ya sesuai gejala awal tahun, kemungkinan masih menurun. Mudah-mudahan masih bisa dua digit," kata Nelson di sela peluncuran aplikasi Sistem Ketentuan Informasi Perbankan Online (SiKepo).
Di akhir kuartal IV 2016, OJK mencatat pertumbuhan kredit hanya bertengger di satu digit sebesar 7,85 persen (yoy) atau sebesar Rp4.413,4 triliun. Pada Januari 2017, OJK mencatat perbaikan dengan pertumbuhan kredit tahunan yang menyentuh 10 persen (yoy). Nelson mengharapkan penyaluran kredit dapat terkerek naik akibat penurunan suku bunga kredit perbankan yang sedang berlanjut.
Meskipun demikian, Nelson juga mengkhawatirkan dinamika pasar keuangan global akibat rencana kenaikan bunga Federal Reserve yang dapat menarik likuiditas dari dalam negeri dan membuat perbankan sulit menurunkan suku bunga. "Memang tidak semudah untuk penurunan suku bunga, tapi kita harapkan terus berlanjut," ujar dia. Jika melihat data Bank Indonesia (BI) per Januari 2017, suku bunga kredit perbankan baru turun 78 bps (0,78 persen), sedangkan suku bunga deposito sudah turun 128 bps (1,28 persen) sejak 2016. Adapun target pertumbuhan kredit bank pada tahun ini dipatok OJK sebesar 9-12 persen (yoy).