Ahad 26 Feb 2017 21:29 WIB

Realisasi PKB dan BBNKB Jatim Capai Rp 9,011 Triliun

Rep: Binti Sholikah/ Red: Maman Sudiaman
Warga melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). ilustrasi   (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). ilustrasi (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Realisasi penerimaan sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan sektor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Jawa Timur pada 2016 mencapai Rp 9,01 triliun. Dua sektor tersebut menjadi penyumbang terbesar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim pada 2016 yang terealisasi sebesar Rp 12,84 triliun.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sukardi, menyebutkan, realisasi penerimaan sektor PKB Jatim sebesar Rp 5,30 triliun atau mencapai 106,2 persen, dari target yang dicanangkan sebesar Rp 5 triliun. Sementara realisasi sektor BBNKB Jatim sebesar Rp 3,71 triliun atau mencapai 112,44 persen dari target awal Rp 3,3 triliun.

Menurutnya, dua sektor tersebut menyumbang 70,1 persen bagi PAD Jatim pada 2016. PAD Jatim yang tercatat sebesar Rp 12,84 triliun ini capaiannya di atas target yang ditetapkan sebesar Rp 11,95 triliun. “Luar biasa, pencapaian itu tidak terlepas dari adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antara Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jatim, Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jatim dan PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jatim dalam Tim Pembina Samsat Provinsi Jawa Timur,” kata Sukardi melalui siaran pers, belum lama ini.

Sukardi menambahkan, agar PAD Jatim tahun ini bisa meningkat, seluruh personel Tim Pembina Samsat diminta untuk lebih bekerja keras dan cerdas. Salah satunya membuat terobosan yang terintegrasi dan terkoneksi dengan berbagai sistem yang sudah ada di Kantor Bersama (KB) Samsat diseluruh Jatim.“Misalnya perubahan dari berbasis kertas menjadi paperless, pembayaran non tunai, smartcard, e-smart, auto debet  pada KB. Samsat yang mengarah kepada model pelayanan teknologi informasi manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat Jawa Timur yaitu aman, cepat, akurat, efektif, efisien, transparan dan akuntabel,” jelasnya.

Pria yang juga menjadi Ketua Umum Tim Pembina Samsat Provinsi Jatim tersebut meminta Tim Pembina Samsat dapat memanfaatkan peran Media Sosial seperti Twitter, Facebook, Youtube, surat elektronik dan lainnya sebagai sarana publikasi. Agar informasi dan kebijakan pemerintah kepada wajib pajak (WP) lebih cepat sampai dan tersebar. 

“Sosialisasi tatap muka dengan wajib pajak maupun komunitas-komunitas tertentu harus tetap dilakukan dengan memperhatikan kearifan lokal masing-masing daerah, sehingga pendekatan kepada wajib pajak dapat dilakukan dengan lebih intens,” ujarnya.

Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jatim, Bobby Soemiarsono mengatakan, Tim Pembina Samsat Jatim telah melakukan berbagai inovasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wajib pajak. Tahun ini, timnya telah mengusulkan tiga inovasi untuk mengikuti lomba Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) yang dihelat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB).

Ketiganya yakni, Pesat POSINDO, yakni layanan kolaborasi e-samsat Jatim dengan PT Pos Indonesia dengan Tagline “Pelayanan Hemat, Mudah, Transparan dalam Satu Loket” , kedua, SAMSAT Home Care yang disingkat SAMSAT HORE, serta ketiga, SAMSAT Jujug Desa disingkat SAMSAT JUDES.

“Kami juga mengusulkan satu layanan Samsat yang akan diusung Menteri PAN RB untuk mengikuti lomba UNPSA (United Nations Public Service Awards) di Belanda, yaitu inovasi ATM Samsat yang kemudian di internasionalkan namanya menjadi EASY SAMSAT,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement