REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menyiapkan anggaran lebih dari Rp 30 triliun untuk menyerap beras dan gabah petani tahun ini. Hal itu diungkapkan Direktur Pengadaan Bulog Tri Wahyudi Saleh usai Rapat Gabungan Percepatan Serap Gabah Petani (Sergap) di Gedung Kementerian Pertanian, Kamis (23/2).
"Pokoknya Bulog sudah siap dengan anggaran Rp 30 triliun," kata dia. Itu artinya, ia menegaskan tidak ada masalah terkait anggaran untuk maksimal menyerap hasil panen petani. Meski hasil panen petani musim ini mengandung kadar air tinggi.
"Kita sudah beli Rp 3.700," ujar dia kepada wartawan. Harga tersebut sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 untuk gabah dengan kadar air 25 persen.
Namun, jika kadar air gabah lebih tinggi dari yang ditentukan, harga yang diberikan disesuaikan. Penyesuaian harga tersebut nantinya akan lebih terarah melalui Peraturan Menteri Pertanian yang akan diterbitkan dalam waktu dekat. Permen ini nantinya akan membuat Bulog lebih fleksibel dalam menetapkan harga gabah kepada petani sekaligus menjaga petani agar tidak merugi, terutama di musim panen yang bertepatan dengan musim hujan ini.
Selain itu, Bulog juga telah menyiapkan sarana pengering dan gudang untuk menampung hasil panen tersebut. Dari 50 unit pengering yang dimiliki Bulog, sayangnya hanya 35 yang beroperasi maksimal dengan kapasitas 3 ton per 8 jam. Sebanyak 15 unit pengering lainnya tengah dalam perbaikan. "Kalau swasta ada sampai 300 ton per hari. Kita kerja sama," katanya saat ditanya kemampuan Bulog melakukan pengeringan.
Sampai hari ini, ia melanjutkan, pihaknya telah menyerap 30 ribu ton setara beras tapi kalau gabahnya 60 ribu ton. Pada Januari saja, kata dia, Bulog telah menyerap 4 ribu ton, sedangkan pada Januari tahun lalu hanya sebesar 600 ton.
Dengan angka tersebut, ia optimistis mampu menyerap gabah sebanyak 4 juta ton setara beras dalam enam bulan hingga Agustus 2017. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk menjaga stabilitas harga pangan. "Itu beras, bukan gabah. Kita target 3,7 (juta ton) dan optimistis," katanya.