REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui banyak pasar rakyat yang belum dikelola dengan baik. Ia mencontohkan, banyak pasar tradisional yang menempati gedung baru tetapi sudah kembali kumuh hanya dalam waktu satu tahun kemudian.
Karenanya, Enggar mengatakan, ke depan pemerintah tak mau hanya membangun fisik pasar saja, tetapi juga akan memberikan pembinaan pada para pengelola pasar. Ia menyebut, saat ini pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Perdagangan tengah menyusun kurikulum untuk 'sekolah' manajemen pengelolaan pasar.
"Pengelola pasar akan mengikuti kursus singkat tentang manajemen pengelolaan, termasuk mereka akan belajar tentang laporan keuangan," kata Enggar, dalam acara konferensi pers Rapat Kerja Kemendag di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (21/2).
Pemerintah mencatat, saat ini ada 13.450 unit pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah pedagang kecil sebanyak 12,6 juta orang. Pada 2017, Kementerian Perdagangan menargetkan untuk membangun dan merevitalisasi 272 unit pasar rakyat.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, pembangunan dan peremajaan pasar rakyat tersebut akan menggunakan dana Tugas Pembantuan serta Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sudah dialokasikan ke kabupaten/kota. Alokasi dana yang diberikan untuk pasar rakyat berbeda-beda, tergantung tipe tiap pasar. Untuk pasar rakyat Tipe A dialokasikan anggaran Rp 11,5 miliar, Tipe B Rp 7,7 miliar, Tipe C Rp 5,8 miliar, dan Tipe D Rp 3,6 miliar.