REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB Prijono mengatakan Provinsi NTB, khususnya Daerah Sembalun, Lombok Timur berpotensi menjadi sentra produksi bawang putih nasional. Mengingat 48 persen produksi bawang putih nasional disumbang oleh NTB.
"BI NTB berinisiatif membangkitkan kembali kejayaan bawang putih nasional, dengan Daerah Sembalun menjadi ujung tombok peningkatan produksi bawang putih tersebut," ujar dia di Mataram, Ahad (20/2) kemarin. Dia menyebutkan tingkat konsumsi bawang putih masyarakat di Indonesia yang cukup tinggi yakni sebesar 400 ribu ton per tahun, belum diimbangi dengan kapasitas produksi yang mencukupi.
"Data produksi bawang putih nasional pada 2015 tercatat hanya sebesar 20 ribu ton per tahun, atau setara dengan 5 persen dari total kebutuhan konsumsi. Hal tersebut berdampak pada tingginya impor bawang putih untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," lanjut dia. Dalam jangka panjang, ia katakan, impor bawang putih yang cukup tinggi berisiko memberikan tekanan kepada nilai tukar rupiah.
BI NTB juga telah menggelar kegiatan sosialisasi mengenai pertanian hortikultura dengan teknik total organik di Kantor Camat Sembalum pada akhir pekan lalu. Sebanyak 120 petani hortikultura di Sembalun diberi pelatihan singkat mengenai penggunaan teknik total organik dan diharapkan diharapkan bawang putih yang dihasilkan akan memiliki ukuran yang lebih besar, kualitas yang tahan lama, serta rasa yang semakin kuat.
"Penerapan dengan teknik total organik tersebut diyakini akan meningkatkan daya saing produk bawang putih lokal, apabila dibandingkan dengan bawang putih impor yang memiliki umbi yang besar namun rasa yang tidak kuat," katanya menambahkan.