REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Wakil Wali Kota Batam Kepulauan Riau Amsakar Achmad menyatakan penyaluran gas bumi oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui pipa langsung ke rumah warga menjadi solusi masalah kelangkaan elpiji bersubsidi di Kota Batam, Kepulauan Riau. Semenjak PGN dan Kementerian ESDM memasukan gas langsung ke rumah-rumah melalui program PGN Sayang Ibu dan Jargas, masalah kelangkaan dan distribusi elpiji sudah relatif jarang terjadi.
"Masalah elpiji tiga kg, 12 kg nisbif terselesaikan dengan masuknya gas di perumahan. Itu semakin memudahkan masyarakat karena semacam listrik dan air, tinggal putar," kata Amsakar, belum lama ini.
Padahal, sebelumnya, kelangkaan elpiji subsidi tiga kg sempat menjadi masalah di kota itu, saat Amsakar menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral. "Mudah-mudahan soal kelengkaan elpiji yang sempat berkecamuk tidak terjadi lagi. Meski sekarang selesai tapi butuh kerja keras sampai urusan itu selesai," ujarnya.
Sales Area Head PGN Batam, Amin Hidayat mengyatakan PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 4.670 rumah tangga. Selain rumah tangga, PGN juga menyalurkan gas bumi ke 28 pelanggan komersil seperti hotel, mal dan restoran, serta 55 industri dan pembangkit listrik di kota itu.
Dalam siaran persnya, Vice President Corporate Comunication PGN Irwan Andri Atmanto menyatakan, perusahaannya merupakan bahan usaha gas bumi yang paling lengkap menyalurkan gas bumi seluruh pengguna gas, mulai dari rumah tangga, UKM, hotel, pusat belanja, industri hingga pembangkit listrik dan transportasi. Secara nasional, hingga saat ini PGN menyalurkan gas bumi ke lebih dari 200 ribu rumah tangga, 1.929 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.630 industri berskala besar dan pembangkit listrik.
"Pipa gas bumi yang dimiliki dan dioperasikan PGN saat ini sepanjang lebih dari 7.200 km atau sekitar 78 persen pipa gas bumi hilir nasional," ujar Irwan.