Kamis 09 Feb 2017 12:51 WIB

Harga Cabai di Jawa Timur Diperkirakan Turun

Rep: Binti Sholikah/ Red: Angga Indrawan
Pekerja memilah bibit cabai rawit di tempat persemaian di Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (31/1)
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja memilah bibit cabai rawit di tempat persemaian di Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (31/1)

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Harga cabai di Jawa Timur diperkirakan turun pada akhir bulan. Turunnya harga cabai ini disebabkan kenaikan luas tanam sehingga meningkatkan produksi cabai. 

Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim Benny Sampir Wanto mengatakan, produksi cabai di Jatim pada Januari 2017 sebanyak 7.000 ton. Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 25 ribu ton pada akhir Februari hingga Maret. 

Kenaikan produksi itu dipengaruhi bertambahnya luas panen cabai. Pada Januari 2017 luas panen cabai hanya 2.129 hektare, sedangkan pada akhir Februari hingga Maret luasnya mencapai 6.414 hektare. 

“Pada periode Maret sampai April bahkan luas panennya bisa mencapai 7.344 hektare atau bisa disebut panen raya, karenanya jumlah stok cabai akan melimpah,” kata Benny di Surabaya, Kamis (9/2).

Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim Mochammad Ardi Prasetiawan, Benny menjelaskan harga cabai mampu mempengaruhi kenaikan inflasi pada Januari 2017, meskipun cabai bukan satu-satunya pencetus kenaikan inflasi. 

Inflasi Jatim pada Januari 2017 tercatat sebesar 1,52 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,97 persen. Bertambahnya produksi cabai diharapkan mampu menghasilkan deflasi, serta menciptakan stabilisasi harga.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, komoditas lain yang memberikan andil terhadap inflasi Jatim pada Januari 2017 yakni pulsa ponsel, tarif listrik dan kenaikan bensin. “Sedangkan komoditas yang memberikan andil terjadinya deflasi di Jatim di antaranya bawang merah, telur ayam ras, angkutan udara dan tarif kereta api,” imbuhnya.

Pada Januari 2017, dari delapan kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 1,75 persen,  sedangkan inflasi terendah di Kabupaten Banyuwangi  sebesar 0,66 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement