REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pembangkit listrik bertenaga batu bara 2x100 megawatt (MW) di Tabalong, Kalimantan Selatan, berjalan sesuai rencana. Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Tanjung Power Indonesia (TPI) yang merupakan konsorsium PT Adaro Power (65 persen) dan PT East-West Power Indonesia.
Wakil Direktur Utama Adaro Power (AP) Dharma Djojonegoro menerangkan tahapan konstruksi proyek tersebut hingga akhir 2016 mencapai 20 persen. Saat ini berada di kisaran 30 persen progres pembangunannya. "Kalau kita lihat ya akan selesai dalam 48 bulan," ujar Dharma di hotel Sangrilla, Jakarta.
Pembangunan proyek tersebut dimulai dari Juni 2016 dengan menggunakan dana pemegang saham. Saat ini PT TPI telah menyelesaikan dan mendapatkan komitmen pembiayaan sekitar 422 juta dolar AS dari enam Bank Komersial.
Bank-Bank tersebut antara lain Korea Development Bank, the Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd, Mizuho Bank, Ltd, Sumitomo Mitsui Banking Corporation Limited. Pembiayaan proyek ini melalui skema Project Finance, dimana KSURE memberikan jaminan konperhensif sebesar 400 juta dolar AS.
Pembangkit listrik tersebut ditargetkan beroperasi secara komersil (COD) pada semester pertama 2019. Kemudian listrik yang dihasilkan dijual ke PLN di bawah perjanjian pembelian tenaga listrik (PPTL).
Perjanjian tersebut berlaku selama 25 tahun dari dan setelah COD. PPTL antara TPI dan PLN telah ditandatangani pada 15 Oktober 2014. Pasokan batu bara disediakan oleh PT Adaro Indonesia.