Selasa 07 Feb 2017 14:38 WIB

LPEI Prioritaskan Komoditas Unggulan pada Tahun Ini

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memprioritaskan komoditas unggulan pemerintah pada kinerja 2017. Hal itu meliputi pasar ekspor non-traditional, pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) ekspor bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait, serta pembiayaan atas penugasan khusus dari pemerintah (NIA).

Direktur Pelaksana III Indonesia Eximbank Raharjo Adisusanto mengatakan, secara makro ekonomi Indonesia menunjukkan kondisi perekonomian relatif kuat di tengah perekonomian global yang cenderung melambat. Faktor pendukung penguatan di antaranya kembali naiknya harga-harga komoditas serta reformasi iklim investasi berjalan cepat.

"Strategi yang kami gulirkan, proyeksi kinerja kami ingin fokus ke peningkatan beberapa sektor dan penyaluran unggulan pemerintah, dan penetrasi pasar ekspor non tradisional," ujar Raharjo dalam Investor Gathering di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa, (7/2).

Ia menambahkan, Eximbank juga akan fokus membuka pasar ekspor ke negara-negara ASEAN. Demi mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Eximbank berencana mendorong UKM dan pembiayaan atas penugasan khusus kepada BUMN strategis yang selama ini sudah bekerja sama.

Untuk mendukung peran LPEI sebagai penyedia pembiayaan ekspor, tahun ini LPEI mencari pendanaan melalui penerbitan surat berharga, pinjaman, termasuk pinjaman dari pemerintah, hibah, dan penempatan dana oleh Bank Indonesia. "Saat ini kami menyelesaikan book building obligasi dengan target pendanaan Rp 3 triliun. Ini terjadi oversubscribe hingga Rp 5,2 triliun," jelas Raharjo.

Tahun ini LPEI juga akan menerbitkan surat berharga sebesar Rp 14 triliun dalam kurs rupiah dan 500 juta dolar AS dalam valuta asing (valas). Hal ini untuk mendukung penyaluran pembiayaan secara keseluruhan di 2017.

Sejak 2009 sampai 2016, pertumbuhan aset Eximbank sendiri meningkat 37,22 persen dengan pertumbuhan pembiayaan 42,23 persen per tahun. Pada 2016, totak asetnya pun mencapai Rp 99,01 triliun, naik 16,51 persen dari 2015 yang hanya Rp 84,97 triliun.

Pembiayaan yang telah disalurkan Eximbank kini mencapai Rp 88,48 triliun. Meningkat 18,2 persen dari 2015 yang sebesar Rp 74,83 triliun.

Raharjo memprediksi, pembiayaan akan terus meningkat di 2017 mencapai Rp 102,6 triliun, sekitar 10 persen dari total pembiyaannya akan disalurkan untuk sektor UKM berorientasi ekspor. Bentuk dukungan kepada eksportir juga diberikan dalam bentuk pinjaman dan asuransi ekspor, pada 2016 masing-masing mencapai outstanding Rp 8,13 triliun dan Rp 9,43 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement