REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Harga cabai rawit merah di tingkat pasar tradisional Kota Sukabumi, Jawa Barat masih bertahan di Rp 110 ribu setiap kilogramnya sejak awal 2017 yang dikarenakan terbatasnya pasokan dari daerah penghasil.
"Masih tingginya harga cabai rawit merah ini informasinya banyak petani yang gagal panen dan produksinya tidak memuaskan, sehingga kenaikan ini sudah mulai dari petani dan terus melonjak ke distributor hingga di konsumen akhir," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Kota Sukabumi Ayep Supriatna di Sukabumi, Sabtu (4/2).
Tingginya harga cabai rawit merah ini walaupun tidak berpengaruh langsung kepada masyarakat karena bukan kebutuhan utama, tetapi mempengaruhi terhadap inflasi Kota Sukabumi sebesar 0,81 persen di awal tahun.
Menurut dia, untuk solusinya masyarakat memanfaatkan cabai kering atau jenis lainnya sebatas penambah bumbu masakan. Terkecuali bagi pengusaha kuliner yang benar-benar bahan utamanya harus menggunakan sambal.
Masih mahalnya harga cabai rawit merah ini, tidak mempengaruhi terhadap komoditas lainnya khususnya kebutuhan pokok masyarakat seperti beras yang harganya saat ini masih tetap normal. "Masyarakat sudah saat ini sudah bisa mencari solusinya karena banya bahan pengganti cabai rawit merah segar untuk kebutuhan membuat sambal. Sebab jenis cabai lainnya harganya masih relatih jauh lebih murah dan terjangkau," ujarnya.
Selain cabai rawit merah ada juga beberapa komoditas cabai yang harganya masih mahal seperti cabai rawit hijau Rp 80 ribu setiap kilogramnya dan cabai merah TW Rp 42 ribu per kg.