Jumat 03 Feb 2017 23:57 WIB

Menhub Minta Inka Selalu Menang Tender

Pekerja menyelesaikan pembuatan gerbong datar di pabrik PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur.
Foto: Antara//Siswowidodo
Pekerja menyelesaikan pembuatan gerbong datar di pabrik PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta PT Industri Kereta Api (Inka) selalu menang tender untuk meningkatkan cakupan pasar baik domestik maupun ekspor di bidang perkeretaapian.

"Saya minta teman-teman Inka lebh bekerja keras supaya selalu menang tender dan menghasilkan produk yang bagus. Saya yakin, kalau langkah-langkah yang dilakukan tersebut berhasil, maka PT Inka bisa menjadi 'leader', karena saingannya di Asia hanya Cina," ujar Menhub Budi saat melakukan kunjungan kerja di PT Inka (Persero) Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (3/2).

Menurut dia, kereta api adalah hal keniscayaan. Perkeretaapian adalah suatu pasar bagi angkutan massal baik di Indonesia maupun dunia.

"Sehingga pasarnya masih besar sekali. Saya ingin Inka melihat peluang tersebut dengan terus memproduksi yang bagus baik di dalam negeri maupun ekspor," kata dia.

Sementara, Direktur Keuangan dan SDM PT Inka (Persero) Mohammad Nur Sodiq mengatakan saat ini PT Inka  sedang mendongkrak pasar ekspornya untuk menguatkan eksistensi kinerja perusahaannya. Pihaknya mengklaim PT Inka sudah dapat menguasainya pasar domestik.

"Namun, agar lebih baiknya jalannya perusahaan ini tentu tidak hanya mengandalkan pasar dalam negeri. Untuk itu, saat ini PT Inka sedang menggenjot pasar ekspor," kata Nur Sodiq.

Ia menjelaskan pasar ekspor yang telah dipenuhi oleh Inka selama ini di antaranya pembuatan kereta untuk negara Malaysia, Singapura, Bangladesh, Thailand, Sri Lanka, Filipina, dan Australia. "Tahun ini, kami sedang mempersiapkan untuk pengerjaan kereta pesanan Bangladesh tahap dua sebanyak 250 kereta dan Sri Lanka sebanyak 90 kereta dengan nilai total kontrak mencapai 200 juta dolar AS," kata dia.

Pihaknya optimistis proyek kereta Bangladesh dan Sri Lanka akan jatuh ke PT Inka (Persero), meski terdapat saingan berat yakni dari Cina.

"Dengan Cina kami hanya bersaing dari segi harga karena tingkat suku bunga mereka yang rendah. Kalau dari segi kualitas, kita imbang," terangnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement