REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR, Satya Widya Yudha tidak sepakat jika alasan pergantian jajaran direksi PT Pertamina Persero lantaran belum mencapai target perusahaan. Satya berpendapat selama dipimpin Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang, kinerja Pertamina positif.
"Kalau dibilang tidak mencapai target perusahaan salah, kan laba Pertamina Rp 40 triliun (2016)," kata politisi Partai Golkar ini kepada Republika, Jumat (3/2).
Namun, jika pencopotan Dwi dan Ahmad ditengarai alasan koordinasi, ia sependapat. Satya menilai peran komisaris juga turut andil menciptakan situasi tersebut.
"Tapi kalau dibilang mereka berdua ada satu komunikasi yang terhambat, saya menyepakati, dan juga ada kesalahan juga kenapa Pak Tanri Abeng (Komisaris Utama Pertamina, Red) menyetujui posisi Wadirut," ujarnya.
Pada Oktober 2016, Dewan Komisaris Pertamina menunjuk Ahmad Bambang sebagai Wakil Direktur Utama mendapingi Dwi Soetjipto. Satya menilai itu penyebab awal koordinasi level atas perusahaan pelat merah tersebut sedikit terhambat.
"Dialah yg memutuskan munculnya Wadirut yang sekarang dihilangin. Sebetulnya kontribusi komisaris juga ada menciptakan kegaduhan di dalam menyetujui organisasi (jajaran direksi) yang kemaren," tuturnya.
Namun saat ini pemerintah, menurut Satya dalam hal ini Kementerian BUMN bertindak tepat dengan menghilangkan jabatan Wadirut. Dewan Komisaris Utama telah memutuskan untuk menunjuk Yenni Andayani sebagai Pelaksana Tugas.