REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA – PT PAL Indonesia (Persero) mulai mengerjakan kerangka kapal cepat rudal (KCR) 60 meter pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Kapal pesanan Kemenhan bagian kedua ini memiliki nomor seri pembangunan W000297.
Pengerjaan kerangka kapal dimulai dengan seremonial First Steel Cutting KCR 60 Batch 2 di Divisi Kapal Perang PT PAL, Surabaya, Kamis (2/2). Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan, Laksamana Muda TNI Leonardi, mengatakan kegiatan pemotongan besi kapal tersebut menjadi bagian yang mengawali pembangunan kerangka kapal.
Ia berharap pengerjaan KCR 60 bisa selesai tepat waktu dan berjalan sesuai rencana Kemenhan. Menurutnya, KCR 60 bagian kedua ini hampir sama dengan tiga unit KCR yang dipesan pada bagian pertama. Bedanya, KCR 60 bagian kedua ini memiliki kapasitas lebih dan stabilitas kapal yang lebih sempurna dibandingkan bagian pertama.
“Ada pilihan-pilihan teknologi pada pesanan bagian kedua ini, TNI sudah bisa menyesuaikan dengan keinginannya peralatan canggih yang dibutuhkan seperti Combat Management System (CMS),” katanya.
Dari sisi harga, jelas dia, terdapat perbedaan KCR 60 bagian kedua ini dibandingkan dengan tiga unit KCR pada bagian pertama. KCR bagian kedua ini dipatok seharga Rp 210 miliar, sedangkan tiga unit KCR bagian pertama masing-masing Rp 125 miliar.
Melalui pemesanan ini, nantinya jumlah KCR 60 Sampari Class milik TNI AL akan menjadi empat unit. Pesanan bagian pertama sebanyak tiga unit kapal yang dilengkapi rudal antikapal C-705 tersebut telah diluncurkan.
Pengerjaan KCR 60 bagian kedua ini ditargetkan bisa selesai dalam waktu 24 bulan. Sehingga pada Juli 2018 sudah bisa dilaksanakan serah terima serta pengetesan kemampuan kapal.
“Kami harapkan Juli 2018 sudah selesai semua dan dilakukan serah terima sehingga bisa memperkuat alutsista TNI AL,” ujar Leonardi.
Direktur Utama PT PAL Indonesia M Firmansyah Arifin menyatakan terima kasih kepada Kemenhan yang telah meminta kembali PT PAL mengerjakan KCR bagian kedua.
Setiap tahapan pembangunan KCR diakui dilakukan dengan progresif. Sampai saat ini sudah ada tujuh blok kapal yang dikerjakan sesuai jadwal.