Rabu 01 Feb 2017 17:11 WIB

Agar Hidup Tetap Tenang Hadapi Ancaman Penyakit Kritis

Country CEO Prudential Indonesia, Rinaldi Mudahar (kedua kiri), bersama timnya memberikan pemaparan saat meluncurkan produk asuransi 'PRUcrisis cover benefit plus 61' di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (13/12).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Country CEO Prudential Indonesia, Rinaldi Mudahar (kedua kiri), bersama timnya memberikan pemaparan saat meluncurkan produk asuransi 'PRUcrisis cover benefit plus 61' di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kritis telah menjadi salah satu pembunuh terbesar di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 36 juta kematian atau sekira 63 persen dari angka kematian global per tahun disebabkan oleh penyakit kritis seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

Data dari Basic Health Research 2015 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia pun memperlihatkan hal serupa. Sebanyak 690 ribu dari 1,5 juta kematian di Indonesia pada 2014 atau sebanyak 46 persen di antaranya ditengarai merupakan dampak dari penyakit kritis, termasuk liver, stroke, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan hipertensi.

Country CEO & Chief Executive Agency Prudential Indonesia, Rinaldi Mudahar, mengatakan, penting sekali memiliki asuransi untuk bersiaga terhadap ancaman penyakit kronis tersebut. Meski tidak ada seorang pun yang menginginkan mengalami sakit kronis, tapi gaya hidup saat ini membuat penyakit kronis harus diwaspadai. Bahkan, bukan tidak mungkin kini sakit kronis diderita dalam usia yang masih muda.

Asuransi, kata dia, membuat masyarakat bisa terlindungi secara keuangan. Alhasil, jika risiko kondisi kritis terjadi, kondisi keuangan keluarga bisa tetap terlindungi dan masa depan tetap bisa dijaga. Sebagai perusahaan penyedia layanan asuransi jiwa, Prudential Indonesia menawarkan solusinya dengan meluncurkan PRUcrisis cover benefit plus 61.

Inovasi itu disebut sebagai produk asuransi tambahan pertama di Indonesia yang menawarkan perlindungan komprehensif dari 61 kondisi kritis termasuk stroke, jantung, kanker, gagal ginjal, ketulian, atau kebutaan, ditambah apabila mereka harus menjalani prosedur angioplasty. Produk tersedia dalam bentuk konvensional maupun syariah yang ditawarkan melalui jaringan 240 ribu tenaga pemasar yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) per 2015 mencatat klaim penyakit kritis terbanyak adalah stroke, kanker, dan jantung. Per 30 Juni 2016, ada kenaikan 18 persen dari jumlah kasus klaim penyakit kritis dan nilai klaimnya meningkat 54 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya.

Rinaldi menjelaskan, PRUcrisis cover benefit plus 61 dapat ditambahkan ke produk asuransi dasar PRUlink assurance account yang merupakan produk asuransi jiwa terkait investasi dengan premi berkala unggulan Prudential Indonesia. Selain memberikan manfaat perlindungan saat terjadi risiko penyakit kritis, produk tambahan itu juga diharapkan dapat membantu menurunkan kesenjangan perlindungan jiwa di Indonesia.

"Melalui berbagai inovasi produk dan layanan, edukasi literasi keuangan, program, dan kerja sama, secara berkelanjutan kami berusaha menurunkan kesenjangan perlindungan asuransi yang masih sangat tinggi di Indonesia," kata Rinaldi yang mengutip data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) per Kuartal II 2016 bahwa baru sekitar 7,5 persen masyarakat Indonesia yang terlindungi asuransi jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement