REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah memberikan kesempatan kepada Jepang untuk membuat studi dan proposal terkait proyek kereta Jakarta-Surabaya. Diharapkan nantinya dari studi tersebut menghasilkan suatu inovasi teknologi yang lebih murah dengan kualitas bagus.
"Kita menunggu proposal, mungkin akhir tahun baru tahu apa yang akan dilakukan," ujar Budi Karya di Istana Wakil Presiden, Selasa (31/1).
Jalur kereta tersebut nantinya menggunakan lahan yang sama. Budi Karya menjelaskan, apabila proposal yang diberikan adalah kereta semicepat maka tetap menggunakan rel yang sama dengan menggandakan elektrifikasi dan menghilangkan lintasan sebidang. Kecepatannya diperkirakan bisa mencapai sekitar 150 km per jam. Akan tetapi, jika proposal yang diajukan adalah kereta cepat maka akan dibuat jalan baru.
"Berarti jalannya ada dua yakni ada yang di bawah dan di atas, tidak ada gangguan terhadap kecepatan karena lintasan sebidang otomatis tidak ada," kata Budi Karya.
Dengan teknologi baru tersebut, kecepatan kereta maksimal bisa mencapai lebih dari 200 km per jam. Rencana pembangunan proyek transportasi kereta Jakarta-Surabaya tersebut dicetuskan ketika Presiden Joko Widodo bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe beberapa waktu lalu.