REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah pedagang ikan basah di tempat pelelangan ikan (TPI) Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, mengeluhkan soal menurunnya suplai ikan dari nelayan. Pasalnya, saat ini mayoritas nelayan tak pergi melaut lantaran cuaca tak bersahabat.
Warti (37 tahun), pedagang ikan basah, mengatakan, saat musim begini, TPI sepi. Karena, tidak ada ikan yang bisa dijual ke konsumen. Kalaupun ada, stoknya sangat sedikit serta harganya merangkak naik. Seperti, rajungan saat ini harganya mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Padahal, kalau stok banyak hanya Rp 30 ribu per kilogram. "Di TPI kita ini, yang jadi primadona itu rajungan," ujar Warti, kepada Republika, Senin (30/1).
Menurut Warti, rajungan di wilayahnya dijual dengan beberapa cara. Ada yang brangkas, dengan cangkangnya. Serta, ada juga yang sudah matang dan dagingnya saja. Tentunya, harga rajungan tersebut berbeda-beda.
Tetapi, saat ini semua pedagang menjual rajungan brangkas. Sebab, stoknya juga sedikit. Jadi, mau dijual matang atau dagingnya saja tanggung. Kalaupun ikan basah, yang ditangkap nelayan Pasir Putih sangat jarang. Kalaupun ada, ikannya sedikit. Seperti ikan blanak atau tongkol. "Di kita itu, yang banyak rajungan dan udang laut," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC HNSI Kabupaten Karawang, Sahari, mengakui, saat ini nelayan sedang memasuki musim paceklik. Pihaknya juga, sudah mengelurakan imbauan kepada nelayan untuk tidak melaut dulu sementara waktu. Mengingat, saat ini cuaca terus memburuk. "Tapi, masih saja ada nelayan yang melaut," ujarnya.
Resikonya, mereka harus berhadapan dengan cuaca buruk. Salah satunya, pada Ahad (29/1) kemarin perahu nelayan dari Ciparage, karam di antara perairan Pasir Putih dan Tengkolak. Tepatnya, di Perairan Karang Grobogan. Beruntung, sembilan nelayan itu selamat. Namun, perahunya karam ke dasar laut.
Dengan kondisi seperti ini, dipastikan suplai ikan dari nelayan berkurang drastis. Berdasarkan laporan dari 13 TPI yang ada di wilayah ini, stok ikan bila diprosentasekan jumlahnya paling banyak 30 persen dari biasanya.
"Seperti di TPI Pasir Putih, biasanya nelayan menyuplai rajungan lima ton per hari, kini paling banyak hanya 1,5 ton," jelasnya.