REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memberikan kemudahan bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk mengimpor bahan baku. Kemudahan berupa pembebasan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) diberikan kepada pelaku IKM yang berorientasi ekspor.
Selain itu, proses impor dan ekspornya diberikan kemudahan-kemudahan lain seperti prosedur impor yang sederhana, pemeriksaan fisik secara selektif, penangguhan ketentuan pembatasan impor, dan kemudahan proses impor dengan disediakan aplikasi khusus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) ini bisa menekan biaya produksi hingga 25 persen. Data yang dihimpun Kementerian Keuangan, efisiensi dari fasilitas KITE IKM di Tumang, Boyolali, Jawa Tengah bisa mencapai Rp 5,51 miliar per tahun. Sementara efisiensi dari kemudahan impor oleh PT Sari Rambut di Bali mencapai Rp 500 juta per tahun, serta efisiensi oleh PT Out of Asia di Bantul, Jogja mencapai Rp 180 juta per tahun.
Sri menilai, dengan adanya efisiensi yang terjadi maka dana yang sebelumnya digunakan untuk pajak impor, bisa dialihkan untuk meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan ujungnya adalah menurunkan harga jual produk. "Sehingga produk produk IKM agar dapat semakin bersaing di pasar internasional," kata Sri dalam siaran persnya, Senin (30/1).
Kementerian Keuangan juga menggandeng Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Perindustrian untuk ikut memberikan fasilitas KITE untuk IKM. Seperti diketahui kebijakan ini diambil mengingat semakin banyaknya produk-produk IKM yang bisa tembus pasar internasional. Bahkan, industri perfilman di Hollywood sudah banyak menggunakan produk-produk buatan Indonesia sebagai film set mereka. Johnny Depp dalam perannya di dalam film Pirates of The Carribean, Paris Hilton, bahkan Katy Perry menggunakan produk dari tangan-tangan terampil pengusaha IKM di Indonesia.
Beberapa produk mulai dari tas, rambut palsu, kerajinan tembaga, kerajinan mutiara dibuat di daerah-daerah usaha IKM di berbagai wilayah di Indonesia. Hal itu terbukti produk yang dihasilkan di Indonesia dapat bersaing di pasar internasional dan bertahan di tengah naik turunnya perekonomian Indonesia.
Sektor IKM memang telah terbukti menjadi sektor yang kuat pada saat terjadi goncangan krisis ekonomi. Namun tantangan IKM ke depan akan jauh lebih besar dengan adanya serbuan produk asing yang membanjiri seiring adanya kebijakan perdagangan bebas. Berangkat dari hal tersebut, pemerintah membuat sebuah inovasi untuk memberikan fasilitas kepada industri IKM dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor.
Fasilitas KITE IKM secara resmi diluncurkan pada Senin (30/01) di Desa Tumang, Boyolali oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan IKM akan semakin bergairah. Tujuannya tentu untuk dapat meningkatkan ekspor, kontribusi PDB, penyerapan tenaga kerja, dan menciptakan desa-desa wisata IKM.
Baca juga: Industri Kecil Menengah Diberi Kemudahan Ekspor-Impor